Zakat - Tujuan Indah Negara Makmur


Assalam mualaikum Wr. Wbr.

"Waalaikum Salam", sapa Ibu dengan lembut. Melihat Dedy Kecil datang les penuh dengan wajah lelah.

Ibunya yang sore itu terlihat segar walaupun dalam keadaan puasa baru saja mengelompokkan beberapa bungkus tas kresek yang beliau isi dengan beras.

Ibu tersenyum dan menyuruh putra kelimanya itu,
"Habis, mandi sore, sholat ashar, antar ini zakat kita ini ke depan SD mu dulu ya. Di sana sudah ada panita penerimanya dari Dompet Dhuafa. Ya?"

Dedy Kecil mengangguk tapi masih terus menyisakan banyak tanda tanya di kepalanya. Apa zakat itu? Untuk apa itu berupa beras? dan kenapa itu jadi kewajiban di tiap tahunnya, tepat di bulan Ramadhan.

Tiba - tiba seperti ada suara yang lembut terdengar di ruang hatinya yang dalam, menggema sedikit tapi tetap terdengar enak di telinga.

Manusia itu sungguh tempatnya luput dan terus belajar. Kita sejak kecil sudah diajarkan apa sebenarnya zakat itu, tapi tiada lelahnya kita sesama manusia selalu mengingatkan apa yang disebut kebenaran.

Zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Zakat sebenarnya juga berarti bersih, suci, subur, berkat dan berkembang.

Bahkan di Al Qura'n dan hadis telah disebutkan:


Dedy Kecil manggut - manggut mengingat apa yang dulu pernah jadi pelajaran Agama di sekolahnya. Itu pelajaran mendasar. Dia tiba - tiba merinding, begitu sadar banyak hal - hal mendasar yang sampai dewasa, orang seakan - akan lupa betapa pentingnya zakat itu.

Suara dalam hatinya terdiam dan menunggu pertanyaan lagi.

Bagaimana dengan hukumnya? Tanya Dedy Kecil lagi setengah malu, dia lupa.


Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi penegakan syariat Islam. Oleh sebab itu, hukum menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. 

Allah swt berfirman, 
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ke-taatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus” 
(QS. alBayyinah [98]: 5). 

Rasulullah saw bersabda, 
Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya; mendirikan salat; melaksanakan puasa (di bulan Ramadan); menunaikan zakat; dan berhaji ke Baitullah (bagi yang mampu)” 
(HR. Muslim).

Dedy Kecil beristighfar. Menundukkan wajahnya lagi dengan malu. Malu bahwa masih banyak perintah agama yang dia belum paham.

Suara itu berbunyi lagi,
"Zakat itu ibadah wajib lho, seperti Shalat, Puasa dan Haji dan ketentuannya sudah ada di Al Qur'an dan Sunnah. Zakat juga merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

Dedy Kecil terkesiap. Mengagumi kalimat tersebut dan baru sadar kalau zakat ini sebenarnya adalah cara Islam membantu mengatasi kesulitan perekonomian global dan nasional.

Dedy Kecil mencoba duduk dan memperhatikan dengan baik suara yang ada di dalam hatinya yang tengah mengajar kembali apa makna zakat, dan dia berusaha memusatkan pikirannya dengan sepenuh hati.

Ada 2 Macam Zakat yakni:


  • ZAKAT NAFS (JIWA) atau disebut ZAKAT FITRAH
  • ZAKAT MAL atau HARTA
Lalu apa syarat Wajib Zakat itu?

a. Muslim. 
b. Berakal. 
c. Baligh 
d. Memiliki harta sendiri dan sudah mencapai nisab.

Lalu siapakah yang berhak menerima Zakat tersebut?

Berdasarkan Al-Quran Surah at-Taubah ayat 60, pihak-pihak yang berhak atas harta zakat berjumlah delapan golongan. 

Mereka adalah: 



Fakir adalah orang yang tak punya harta benda dan tak punya pekerjaan masih kurang dalam mencukupi kebutuhan sehari harinya bahkan tak punya tenaga untuk berbuat sesuatu.

Miskin adalah orang yang mempunyai harta dan penghasilannya tapi masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan utamanya.

Orang Fakir pastilah orang Miskin tapi tidak sebaliknya.

Dedy Kecil sangat merasa bahwa hal ini belum terpikirkan secara jelas dan gamblang bagi orang - orang. Seandainya orang paham dan mengerti makna zakat, maka bukan hanya berarti pemberi dan peminta - minta, tapi kita bantu orang yang dalan keadaan susah dalam mencari nafkah akan mendapatkan pertolongan hingga ia mampu mandiri.

Masya Allah.


Amil zakat adalah orang yang diangkat oleh lembaga atau pemerintah untuk mengurusi zakat, termasuk pengumpulannya, pengelolaannya hingga pemberiannya ke yang berhak.

Inilah keadilan Allah, dengan layaknya gaji di dunia, mereka yang bersedia membantu orang lain dalam pergerakan zakat akan mendapatkan hal yang berlipatganda baik di dunia dan di akhirat.


Yang termasuk mualaf adalah orang yang baru masuk Islam yang ada kemungkinan imannya belum teguh, dan bisa diberi zakat akan berpengaruh terhadap orang lain untuk masuk Islam atau akan terhindar dari pengaruh terhadap orang kafir. 

Zakat ternyata juga berpengaruh secara psikis dan kejiwaan (makanya disebut zakat jiwa), sehingga bisa menjadi contoh yang baik bagi semua manusia.


Riqâb adalah hamba sahaya atau budak yang telah dijanjikan oleh tuannya bahwa dia boleh menebus dirinya. 

Di sini juga dilihat Islam sebenarnya sangat menentang dan memperhatikan masalah perbudakan, Islam sangat menganjurkan untuk bersikap lemah lembut terhadap budak dan mendorong untuk membebaskan budak.


Gârim ada tiga macam, yaitu: 
1. Orang yang berutang karena mendamaikan antara dua orang yang berselisih. 
2. Orang yang berutang untuk dirinya sendiri, untuk kepentingan mubah ataupun tidak mubah, tetapi ia sudah bertobat. 
3. Orang yang berutang karena jaminan utang orang lain, sedang ia dan jaminannya tidak dapat membayar utang tersebut. 

Terjerat hutang, bangkrut, pailit merupakan beberapa hal yang termasuk dalam hal ini. Siapa yang akan bantu? Kita sesama manusia yang beragama yang meringankannya, hal ini juga sebagai penanda, bahwa masih banyak hal dan orang yang perlu kita bantu di dunia ini. 


Fî sabîlillâh adalah balatentara yang membantu dengan kehendaknya sendiri, sedang ia tidak mendapatkan gaji yang tertentu dan tidak pula mendapat bagian dari harta yang disediakan untuk keperluan peperangan dalam dewan balatentara. Orang ini diberi zakat meskipun ia kaya sebanyak keperluannya untuk memasuki medan perang, seperti membeli senjata dan lain sebagainya. 

Orang berjuang di jalan Allah dalam pengertian luas sesuai dengan yang ditetapkan oleh para ulama fikih. Intinya adalah melindungi dan memelihara agama serta meninggikan kalimat tauhid, seperti berperang, berdakwah, berusaha menerapkan hukum Islam, menolak fitnah-fitnah yang ditimbulkan oleh musuh-musuh Islam, membendung arus pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam. Dengan demikian, pengertian jihad tidak terbatas pada aktivitas kemiliteran saja.


Ibnu sabil adalah orang yang dalam perjalanan yang halal, dan sangat membutuhkan bantuan ongkos sekadar sampai pada tujuannya.

Dedy Kecil tenggelam lagi dalam perenungannya. Islam telah mengajarkan bentuk tolong menolong yang tepat dan proporsional. Bahkan Zakat telah menjadi satu metode yang sudah ada yang seharusnya bisa diterapkan secara global sehingga mampu memperbaiki berbagai macam kesulitan khususnya di bidang finansial dan ekonomi.

Dedy Kecil menghela napas sekali lagi.

Adakah golongan yang diharamkan menerima zakat?

Orang kafir dan dan orang atheis walaupun boleh menerima sedekah kecuali mualaf. 


  • Orang kaya dan orang mampu berusaha Seseorang dikatakan kaya apabila ia memiliki sejumlah harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok diri dan keluarganya, sampai ia mendapatkan harta berikutnya. Atau seseorang yang memiliki harta yang cukup untuk menjamin kelangsungan hidupnya dari waktu ke waktu. 
  • Keluarga Bani Hasyim dan Bani Mutalib (Ahlulbait) Keluarga Bani Hasyim adalah keluarga Ali bin Abi Talib, keluarga Abdul Mutallib, keluarga Abbas bin Abdul Mutalib, dan keluarga Rasulullah saw. 
  • Orang yang berfisik kuat dan mampu berusaha atau kerja.
  • Ahli Fasik dan Bid'ah
  • Budak
  • Anak yatim yang kaya

Sekali lagi Dedy Kecil mengangguk-angguk dan menerima penjelasan logis dari siapa yang diharamkan menerima zakat. Islam tegas dan proporsional dalam mengaturnya.

Zakat itu juga merupakah sesuatu hal yang seperti dikatakan peribahasa satu kali melangkah dua tiga pulau terlampaui. Zakat begitu penting sebenarnya bagi umat manusia itu sendiri, termasuk hal yang menyangkut secara vertikal yaitu Hablul Minallah (ke Allah) dan juga Hablum Minannas (antara manusia). Apa saja yang bisa menjadi keuntungan kita dalam berzakat? 

a. Menolong, membantu, membina, dan membangun kaum duafa, dan lemah papa, untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup mereka. Tentu saja kalau kita sudah merasa mandiri dan lebih kuat, atau sehat kita bisa melaksanakan tugas sehari - hari menjadi lebih baik dan bisa beribadah lebih baik pula. 

b. Menghindari rasa benci iri dan dengki. Banyak jurang yang membedakan antara si kaya dan si miskin. Tidak pernah teratasi karena kadang mereka punya asumsi masing - masing. Si Kaya akan tetap pelit tak mau membantu. Si Miskin akan merasa gengsi untuk minta  - minta. Hal ini menjadikan zakat sebagai penjembatan sehingga apa yang menjadi hak yang ada di sebagian harta si kaya bisa akhirnya dapat juga terbagi rata secara tepat.

c. Hati itu kadang bagaikan ruangan yang kotor dan berdebu. Secara psikis, membantu penderitaan orang akan melegakan kita secara rohani. Akan mengikis sifat - sifat pelit, kikir dan membiasakan kita lebih simpati dan empati lagi pada penderitaan orang lain.

d. Sistem Negara dan kemasyakatan akan bergulir menjadi roda yang utuh dan bergerak dengan tepat karena memang ada pihak yang membutuhkan dan ada pihak yang membantu.

e. Secara perekonomian akan seperti suntikan segar di tiap tahunnya dan membuat perekonomian akan tumbuh lebih merata untuk menuju kemakmuran bersama.

Padahal di zaman modern yang penuh dengan kesulitan ekonomi ini, Islam telah menemukan salah satu pemecahan yang SUPER JENIUS dalam mengatasinya.

Masya Allah!

Ibu kaget.

"Ada apa, nak?".

Dedy Kecil tersenyum.

"Begitu indah dan mulianya arti dan tujuan Zakat itu, Ibu! Saya sekarang sudah paham. Betapa kita bisa menjadi muslim, warga negara yang baik dan berbakti bila kita bisa mengelola zakat ini dengan baik dan benar!".

"Ya Allah, anak Ibu, memang seperti yang Ibu bayangkan. Mau belajar terus dan menjadi lebih baik".

Dedy Kecil tersenyum sambil menggendong beberapa kantung tas kresek yang berisi beras menuju ke ruang belakang.



Alhamdulillah.
Mari kita berzakat!
Wassalam Mualaikum


“Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog Berawal Dari Zakat, #25thnMembentangKebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa cek info lomba di donasi.dompetdhuafa.org/lombablog”

Semua bahan diambil dari http://zakat.or.id/fiqh-zakat/ dan berbagai sumber

Komentar

Posting Komentar