Himbauan Hidup Tanpa Merokok Tanpa Mengajak Ribut

Kampanye Jalan Hijau




Salam Budaya!

Alhamdulillah. Saya pagi ini merasa beruntung. Jujur, ternyata mendapat kosan sekitar Setiabudi - Jakarta Selatan sangat, sangat, sangat, sangat (seribu kali) beruntung. Karena semua transportasi terpusat di sana. Sebut saja ada TransJakarta, MRT, Commuterline dan tentu saja Transportasi Online yang sedia setiap saat.

Nah, terus apa hubungannya dengan jalan kaki?

Sebenarnya kisahnya panjang. Tapi Saya persingkat saja ya! Sejak kecil Saya mengalami permasalahan dengan kaki. Sampai dengan umur 5 tahun, Saya baru bisa menjejakkan kaki ini untuk berjalan walaupun dengan sempoyongan. Akibatnya? Saya adalah pejalan kaki sejati. Sejak TK hingga kuliah, Saya harus belajar berjalan kaki. Bahkan dokter mengklaim, olah raga yang paling tepat bagi Saya yang juga mengalami masalah dengan jantung hanyalah berendam dan jalan kaki.

Tapi jangan salah, jalan kaki bagi Saya juga termasuk salah satu hal yang membuat penderitaan karena kaki yang lelah atau kadang sesak napas bila terlalu capek. Dengan kelebihan dan kekurangan itu Saya sadari bahwa jalan kaki bagi Saya adalah sesuatu yang harus Saya perhatikan dengan tepat, efektif dan efisien karena kebutuhan di Jakarta tak lepas dari berjalan kaki juga. Mengingat untuk menggunakan semua transportasi publik di atas, kita harus berjalan kaki menuju ke atau dari stasiun atau halte.

Makanya pagi ini, Rabu 21 Agustus 2019, Saya agak kaget kenapa ada beberapa anak muda (gundul lagi) yang berkerumun. Saya pikir mereka mau demo di sekitar Stasiun Sudirman.




Taruna dan Taruni STTD (Sekolah Tinggi Transportasi Darat) ini diajak oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek untuk mengadakan Kampanye Jalan Hijau di beberapa titik Stasiun yakni di Sudirman, Juanda, Depok dan Bekasi.

Nah, Apa sih gerakan Kampanye Jalan Hijau itu? 

Kampanye Jalan Hijau adalah kampanye yang dilakukan oleh BPTJ yang bertujuan untuk mendorong semaksimal mungkin masyarakat untuk berpindah dari kendaraan (bermotor) pribadi ke angkutan umum massal dan berjalan kaki. 



Mas dan sebagian kecil Mbaknya ini ramah - ramah lho! dan tulisan yang mereka bawa bikin kita senyum karena lucu dan menarik.


Mereka mendatangi Saya dan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai transportasi umum dan bagaimana Saya berjalan kaki setiap harinya.



dan setelah pertanyaan selesai Saya diberi hadiah tumbler. Wah senangnya bukan main.



Tapi, Saya jadi mikir. Semoga masyarakat makin paham ya, kalau kampanye ini bukan sekedar memberi penghargaan terhadap masyarakat yang telah menjadi pejalan kaki atau menggunakan transportasi umum tapi untuk mengajak emakin banyak masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan angkutan umum dan berjalan kaki maka jalan akan menjadi semakin ramah lingkungan (hijau), yang akan memberikan banyak dampak positif baik secara individu maupun bagi masyarakat secara umum. 

Nah itu yang diharapkan.

Kampanye Jalan Hijau juga menginginkan apa yang dilakukan selama ini akan berpengaruh pada isu yang melatarbelakaninya yakni isu transportasi dan isu kesehatan/lingkungan. 

Isu transportasi adalah kenyataan bahwa lalu-lintas semakin macet dengan tingginya penggunaan kendaraan (bernotor) pribadi dan masih belum maksimalnya pemanfaatan angkutan umum massal dan aktifitas berjalan kaki. Bahkan terdapat kecenderungan jarak-jarak tertentu yang seharusnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, kini masyarakat lebih memilih menggunakan sepeda motor. 


Sedangkan dari isu kesehatan fakta menunjukkan kemacetan akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi (bermotor) menyebabkan polusi udara parah yang berdampak serius bagi kesehatan. Selain itu tingginya penggunaan kendaraan pribadi terutama sepeda motor menyebabkan kecenderungan masyarakat menjadi kurang bergerak sehingga resiko terkena penyakit non infeksi menjadi semakin tinggi pada usia muda. 

Nah apa benar yang dituduhkan selama ini bahwa Orang Indonesia itu Pemalas dan jarang jalan kaki?

Saat ini rata-rata orang Indonesia sangat minim dalam hal berjalan kaki, rata rata hanya 3000 langkah/hari, seharusnya minimal 6000 langkah/hari atau idealnya 10.000 langkah/hari. Kondisi ini menyebabkan faktor resiko terkena penyakit non infeksi di Indonesia karena kurang gerak fisik berdasarkan data dari Kemenkes meningkat dari semula 26,1 % (2017) menjadi 33,5 % (2018). 



Nah jadi berjalan kaki itu penting kan? Sudahlah yuk mari berjalan kaki untuk menyehatkan diri dan lingkungan kita sendiri.



Oh, ya pasti ada yang bakalan tanya kenapa para petugas kampanye justru menggunakan kostum kuning padahal kampanye ini bertajuk #Jalanhijau ? 

Warna kuning memberi makna sinar matahari, sesuai dengan pendekatan penyampaian pesan yang dilakuan dalam kampanye ini yaitu pendekatan benefit kesehatan. Aktifitas berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum akan banyak terpapar sinar matahari yang berdampak pada kesehatan. 

Sementara warna putih yang berarti bersih, mewakili makna ketulusan dan kesediaan untuk melakukan aktifitas berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum massal untuk kepentingan bersama. Makna ramah lingkungan (go green) diwakili dengan penggunaan syal hijau oleh setiap petugas.

Itu ya jawabannya. Jadi kalau kapan - kapan ketemu dengan petugas ini sapalah dengan ramah karena mereka juga mengkampanyekan ramah pada lingkungan pula.



Ayo ber #JalanHijau !


Komentar

Posting Komentar