Himbauan Hidup Tanpa Merokok Tanpa Mengajak Ribut

Film Buku Harianku



Salam Budaya!

Jujur Saya itu antara mau teriak jengah tapi masih ada sedikit, sedikit saja, secercah keyakinan, berharap kalau film anak - anak akan selalu ditampilkan dan dipoles dengan bagus. Karena, bagaimana ya, ini anak - anak lho yang menonton. Mereka akan menyimpannya sebagai kenangan yang indah tapi kalau tidak. Wah, entah akan menjadi bawaan ingatan mereka seumur hidup.

Nah diundanglah Saya nonton "Buku Harianku" yang, wah, Saya yang salah. Saya pikir hanya sekedar film anak - anak. Tapi begitu Kila Putri Alam mengeluarkan suaranya di awal, pikiran Saya berubah. Filmnya ternyata punya 'sesuatu' yang menurut Saya ramai rasanya. Menyenangkan, mengharukan dan lucu.



Posternya menarik ya, Saya suka. Menggambarkan keceriaan anak - anak dan suka ria keluarga. Desain  yang menggoda tentunya! Nah yang menjadi kekuatan dari film ini memang drama musikalnya. Sepertinya memang harusnya dihadirkan di tengah kehausan dan kekurangan film anak - anak. Film yang diproduksi oleh Bro's Studio bersama Bluesheep Entertainment mulai tayang di bioskop-bioskop tanah air mulai 12 Maret 2020.


Yang bikin Saya salut adalah cerita yang ditawarkan tidak semonoton dan sesempurna yang selalu ada di lapangan. Dikisahkan seorang Kila (yang tentu saja bersuara emas karena ia adalah alumni Indonesian Idol Junior 2014), anak berumur delapan tahun yang ceria, cerdas, kritis, tapi juga keras kepala. Dia juga hobi mencurahkan isi hati dengan menulis di buku harian.



Ibunya yang bernama Riska Handayani (diperankan oleh Widi Mulia - kita kenal sebagai anggota AB Three) karena kesibukannya terpaksa menitipkan Kila ke kakeknya, Prapto Winoyo (diperankan secara apik oleh Slamet Rahardjo), di Desa Goalpara, Sukabumi.



Di tempat ini Kila akhirnya berteman lagi dengan Rintik (diperankan dengan memikat oleh Widuri Putri Sasono - putri dari pasangan Widi dan Dwi Sasono) yang begitu dilindungi oleh sang Ibu karena tuli. (Wah ini merupakan detil yang menarik dan bisa menjadi pelajaran bagi anak - anak kita) Kalau akhirnya keduanya menggunakan bahasa isyarat agar lancar berkomunikasi. 



Di sinilah Kila menemukan keceriaan dan bertemu dengan sebayanya. Sayangnya keceriaan ini terganggu dengan masalah yang ditimbulkan oleh seorang pengusaha properti bersama dua asistennya.

Terus bagaimana kelanjutannya?

Nah seharusnya menonton ya, masih di bioskop kok!



Menurut sutradara Angling Sagaran, film yang naskahnya ditulis oleh Alim Sudio ini adalah sebuah film keluarga yang menawarkan paket lengkap. “Ada konflik antara mertua dengan menantu, kakek dengan cucu, ibu dengan anak, suami dengan istrinya, juga konflik sesama anak. Ada kesedihan dan perasaan haru. Sangat menyentuh. Cocok sebagai tontonan anak dan dewasa. Jadi secara singkat film Buku Harianku ini bahan dasarnya adalah keluarga, sementara bumbunya adalah musikal,” ungkapnya di jumpa pers,

Kami diundang untuk menyaksikan film ini dan pribadi Saya pikir memang menyenangkan dan Kila Putri Alam, penyanyi cilik berusia 10 tahun memang mencuri perhatian karena memang bintangnya. Ia sendiri mengisi album soundtrack film ini yang berisi 10 lagu.



Album yang diproduksi Bro’s Music ini sudah bisa didengarkan melalui berbagai platform musik digital karena telah diluncurkan sejak 14 Februari 2020. Beberapa lagu dalam album tersebut, antara lain “Burung Parkit”, “Bahasa Isyarat”, dan “Buku Harianku” yang menghadirkan duet Kila dengan aktor senior Slamet Rahardjo Djarot (71 tahun), pemeran Kakek Prapto. Nah ini yang memang bikin heboh, bayangin bisa bikin heboh bayangin bisa bikin beliau menyanyi lho!


Proyek film panjang perdana Bro’s Studio dan Bluesheep Entertainment ini aslinya memang berawal dari niat memproduksi album musik. Melihat ketertarikan Kila pada dunia akting, akhirnya disepakati untuk membuat pula sebuah film yang landasan ceritanya berdasarkan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Kila.

“Unsur utama film ini adalah lagu, di mana lagu-lagu tersebut ditulis untuk anak-anak, dengan bahasa anak-anak, dan aransemennya tetap dibuat menghibur untuk anak-anak. Setelah menonton filmnya, orang masih bisa menikmati lagu-lagunya. Hal tersebut membuat pengalaman menikmati Buku Harianku tidak berhenti cuma lewat film saja,” kata Andri Putra, salah satu eksekutif produser dari Bluesheep Entertainment.

Bagi Alfa Dwiagustiar yang menjadi salah satu penata musik dalam film ini selain Irvan Natadiningrat, membuat musik ilustrasi untuk film drama musikal anak adalah impian yang jadi kenyataan. Materi lagu-lagu Kila yang bagus membuatnya juga lebih bebas dalam mengekspresikan musiknya.

“Perilisan film Buku Harianku sangat positif sebab kita sudah sangat kekurangan film anak-anak yang sarat pesan moral, tapi tidak terkesan menggurui. Kita juga sudah lama sekali tidak melihat sebuah buku harian dan kebiasaan menuliskan sesuatu yang jujur ke dalamnya,” kata Alfa Dwiagustiar yang sebelumnya menjadi penata musik film A: Aku, Benci, dan Cinta (2017).

Produser Bobby Bossa dari Bro’s Studio berharap kehadiran BUKU HARIANKU bisa ikut memperkaya keragaman perfilman Indonesia dan menambah tontonan hiburan untuk keluarga Indonesia.

“Selain menghibur, ada banyak nilai keluarga --dalam arti luas yang juga melibatkan kakek-nenek, para asisten rumah tangga di rumah, bahkan teman-teman di lingkungan tempat tinggal-- dalam film ini. Karena manusia sebagai mahluk sosial, biasakan anak untuk bersosialisasi atau berteman tanpa membeda-bedakan. Biarkan mereka bermain bersama,” tambah sang produser.

Film ini selain menampilkan Kila dan Slamet Rahardjo, juga menghadirkan keluarga Sasono alias @thesasonosfam yang terdiri dari Dwi Sasono (memerankan tokoh Arya Winoyo), Widi Mulia (Riska Handayani), dan Widuri Putri Sasono (Rintik). Ini adalah pengalaman pertama kalinya mereka bermain bersama dalam satu film.

Pemain lainnya yang ikut bermain adalah Gary Iskak (Samsudi), Bacun Hakim (Cendol), Astanur Cahya (Abon), Ence Bagus (Kelik), Wina Marrino (Neneng), Tizza Radia (Cicih), serta didukung empat pemain cilik lainnya, yaitu Fairel K. Ramadhan (Bayu), Daffa Raqila Putra (Danu), Kayyisah Zahra Rusydian (Yuni), dan Samanta Zulaikha (Ayu).

Informasi lebih banyak dan menarik lainnya tentang film Buku Harianku dapat disimak melalui berbagai kanal media sosial berikut ini:

Facebook: Bukuhariankufilm
Instagram: @film.buku.harianku
YouTube: Film Buku Harianku





Informasi Produksi Film

Sutradara - Angling Sagaran
Penulis - Alim Sudio
Produser - Bobby Bossa, Silvia Yunita
Produser Eksekutif - Bimo Sarwono, Andri Putra
Produser Lini - Astrid Latief
Produser Asosiasi - Rulan Sini
Penata Kamera - Roby Herbi
Penyunting Gambar - Ryan Purwoko, Indrawan Widya Kurnia
Penata Musik - Alfa Dwiagustiar, Irvan Natadiningrat
Penata Suara - Ude Wardana, Tangkil
Penata Tari & Gerak - EKI Dance Company

Pemain


- Kila Putri Alam sebagai Kila 

- Slamet Rahardjo Djarot sebagai Kakek Prapto 

- Widuri Puteri sebagai Rintik 

- Widi Mulia sebagai Riska 

- Dwi Sasono sebagai Arya Winoyo 

- Ence Bagus sebagai Keling 

- Wina Marrino sebagai Neneng 

- Gary Iskak sebagai Samsudi 

- Bacun Hakim sebagai Cendol 

- Astanur Cahya sebagai Abon 

- Tizza Radia sebagai Cicih 

- Fairel K. Ramadhan sebagai Bayu 

- Daffa Raqila Putra sebagai Danu 

- Kayyisah Zahra Rusydian sebagai Yuni 

- Samanta Zulaikha sebagai Ayu 


Tentang Rumah Produksi

Bro’s Studio
Bro’s Studio adalah perusahaan yang bergerak di bidang entertainment dan menaungi industri perfilman (dengan anak perusahaan Bro’s Pictures), musik dan rekaman (dengan anak perusahaan Bro’s Music), serta jasa Production House. Film Buku Harianku adalah debut Bro’s Pictures memproduksi film panjang.

Blue Sheep Entertainment
BlueSheep Entertainment adalah perusahaan inkubator yang bergerak dalam investasi karya dalam industri hiburan (entertainment). Tak hanya memproduksi konten, BlueSheep juga memiliki fokus untuk mengembangkan hiburan yang ramah keluarga dan sedapat mungkin mengangkat keberagaman yang ada.

Ya, sekali lagi mari kita tonton yaaaa! Karena ini film hiburan bersama, tidak hanya anak - anak tapi film keluarga.

Salam Budaya!











Komentar