Himbauan Hidup Tanpa Merokok Tanpa Mengajak Ribut


 

Salam Budaya!

Sudah berulangkali rasanya Saya menjelaskan betapa keluarga kami itu sangat tertarik dan terpesona akan segala sesuatu yang berhubungan dengan China. Ini bukan diskriminasi atau offense ya! Melihat tulisan mereka saja atau melihat pernak - pernik merah mereka saja kami suka.

Sayangnya Saya masih belum dikasih rejeki untuk belajar banyak tentang mereka termasuk bahasanya. Tapi paling tidak kalau ada kesempatan atau acara yang terbuka untuk umum Saya sempatkan untuk datang untuk sekadar ingin tahu dimbuhi dengan rasa keingintahuan yang begitu besar.

Makanya begitu ada woro - woro di Instagram teman Saya, Amalia tentang Festival Onde. Saya langsung tergerak untuk datang.


Kebetulan Amalia juga jadi pembicara. Wah acara yang menarik apalagi ada acara makan Onde segala. Saya sih penggemar Onde. Onde - Onde?



Pastinya kenyang dan acaranya di hari Minggu yang memang tak ada kegiatan.

Berang - Berang bawa tongkat. Berangkat!

Setelah sempat khawatir karena sekarang musim hujan dan biasanya turun di saat sore hari, Saya langsung menuju ke TKP naik Grab.

Acara kali ini diadakan di Vihara Dharma Jaya Toa Se Bio di kawasan Jakarta Barat.



Vihara yang diperkirakan dibangun di tahun 1775 ini berarti Klenteng yang membawa pesan (Toase berarti pesan dan Bio adalah Klenteng). Warnanya yang didominasi merah ini langsung menarik perhatian.

Saya masuk di suasana yang antah berantah karena tak seorang pun Saya kenal kecuali pembicara Amalia dan temannya mbak Yuli yang menyambut dengan hangat.

Dengan mengambil tempat duduk yang pas, yang ada di depan, Saya mulai mengikuti Festival Onde yang ternyata digelar tiap tahun ini. Pertama mereka membagikan Teh Herbal. Kami minum sambil dihibur musik tradisional.


Kenapa dengan Teh Herbal?

Ada semacam kepercayaan, bahwa selain Teh baik untuk kesehatan, teh ini dicampur dengan berbagai unsur yang mewakili semua rasa. Menuru sang bijak, makin komplit dan komplek semua unsur itu tercampur akan mendapatkan pengaruh yang baik bagi tubuh.

Sebagai pembuka, kami dihibur dengan Barongsai Kesuma Bangsa, menampilkan Singa Hitam, Kuning Keemasan dan Singa Kecil sebagai tambahan.



Dan setelah Saya amat - amati mereka seperti berkumpul dan saling bertemu. Dalam hati sebenarnya bertanya - tanya. Ini festival apa, ya? Setelah penampilan barongsai, mereka kembali bersama - sama foto. Mungkin nanti akan ada penjelasannya.


Sekali lagi beruntunglah langit tengah bersahabat, mungkin Tuhan juga sudah memberi berkahnya sore itu. Karena acaranya berikutnya adalah bagian Lia dan Ko Sintara menjelaskan apa sebenarnya Festival Onde itu. Itu juga di outdoor



Marilah kita simak, apa sih sebenarnya Festival Onde itu?

Nah, Saudara - saudara, Saya salah dari awal, Saya pikir Onde adalah Onde - Onde ternyata, Onde adalah Ronde. OMG!



Menurut Wikipedia

Ronde (bahasa Jawaꦫꦺꦴꦤ꧀ꦝꦺtranslit. Rondhé) ini adalah makanan tradisional China yang bernama asli Tāngyuán (Hanzi=湯圓;penyederhanaan=汤圆; hanyu pinyin=tāngyuán). 

Nama tangyuan merupakan metafora dari reuni keluarga (Hanzi=團圓;penyederhanaan=团圆) yang dibaca tuányuán (menyerupai tangyuan). 

(Sudah mulai terjawab kan, kenapa festival ini seperti layaknya reuni atau pertemuan keluarga)

Ronde terbuat dari tepung ketan yang dicampur sedikit air dan dibentuk menjadi bola, direbus, dan disajikan dengan kuah manis. Ukurannya bisa kecil atau besar, diberi isi maupun tidak. 

Masyarakat China biasa mengonsumsi tangyuan saat festival Yuanxiao atau Festival Lampion[1] atau Festival Dongzhi (Hanzi=冬至;penyederhanaan=冬至; Korea=동지;Vietnam=Đông chí; Indonesia=Hari Wedang Ronde) atau pada setiap kesempatan diadakan perkumpulan keluarga, misalnya saat pesta pernikahan.

Yang perlu digarisbawahi FESTIVAL WEDANG RONDE, mungkin lain kali bisa dinamakan dengan ini sehingga mungkin orang awam seperti Saya tidak salah lagi mengira bakal ada onde - onde gratis.

Festival Dōngzhì atau Festival Titik Balik Matahari Musim Dingin (harafiah: Tibanya Musim Dingin) dapat ditelusuri dari filosofi Yin dan Yang, keseimbangan dan keharmonisan kosmos. Setelah titik balik matahari, panjang hari akan semakin memanjang sehingga semakin banyak energi positif yang mengalir masuk. Filosofi ini disimbolkan oleh fù (復, "Kembali") dalam Ba Gua (delapan diagram atau simbol yang merupakan dasar sistem kosmogoni dan falsafat Tiongkok kuno) dalam I-Ching (Kitab Perubahan)





Dengan filosofi seperti itu makanya disajikanlah Onde yang memang bentuknya bulat serta disajikan dalam wadah lingkaran menggambarkan keutuhan, persatuan, harmonisasi keluarga serta keseimbangan alam. Disajikan dalam kuah yang berunsur jahe yang hangat karena musim yang dingin.

Digambarkan pula, pembuatan onde pada zaman dahulu dikerjakan oleh kaum wanita dengan penuh cinta kasih yang akan dipersembahkan untuk keluarganya. Ada sebagian pula berfilosofi membuat ronde bersama untuk menggalang kebersamaan.

Diharapkan pula dengan adanya Festival Onde ini, adanya ucapan bersyukur pada Tuhan, penghormatan terhadap guru dan leluhur serta jangan lupa orang tua yang telah melahirkan kita ke dunia ini.

Ah, Saya suka filosofinya.

Terima kasih ya telah mengundang. Semoga di festival atau acara lain, Saya bisa hadir serta tahu apa makna yang ada di balik acara itu.




Jangan lupa untuk berkunjung ke dalam Viharanya ya. Bagus dan tentu saja karena didominasi warna merah.



Sampai jumpa dan terima kasih.

Marilah terus berbudaya dan melestarikannya.



Komentar

  1. Wah.. keren banget festival dan acaranya.. semoga budaya seperti ini bisa dilestarikan oleh generasi mendatang..

    BalasHapus

Posting Komentar