Yorick - Kisah Senandung Sukses


Salam Budaya!

Begitu Saya terima buku ini di suatu siang yang mendung, mata ini sudah langsung tertarik pada kemasannya. Entah karena memang Saya suka coklat (dalam arti makanan), atau memang warna coklat covernya yang apik tertata jadi punya kesan elit. Tulisan "Berdasarkan Kisah Nyata" di atas akan punya potensi untuk selalu menggoda calon pembaca bertanya-tanya 

"Sesulit apa kehidupan Yorick pada masa dahulu?" 
"Sesukses dan sekaya apa sekarang?"

atau bahasan cewek - cewek yang ribut sambil bermimpi,

"Pak Yorick itu cakep, kan, ya?"

Di sampul kulit depan Novel Yorick tergambar Yorick kecil (yang nanti di film akan diperankan oleh Sulaiman Andryan Bima) tengah berlutut memeluk nenek tercintanya (diperankan oleh dedengkot Teater Koma, Ratna Riantiarno).

Tentu saja iming - iming telah diangkat ke Layar Lebar sudah jelas karena ilustrasi di depan bukan diperankan oleh model tapi memang pemain utamanya.

Novel ini ditulis oleh tangan dingin Kirana Kejora yang membuka satu kalimat Yorick di sampulnya, "Tak Pernah Patah, Tak Akan Menyerah, Terus Melangkah". Membuat kita penasaran: ada apa sebenarnya di balik kisah Yorick yang diceritakan oleh novel yang diterbitkan oleh perusahaan sang Tokoh itu sendiri yakni PT. Nevsky Prospekt Indonesia, tahun 2018, dengan nomor ISBN 978-602-528-830-2, setebal 336 halaman ini?

Yorick Muda (sumber Instagram @yorick.id)

Bagi Saya kisah Yorick ini adalah Senandung Sukses. Sebuah penjelasan luar biasa yang kemudian diberi sentuhan musik dan lirik yang kuat dari penulisnya yakni Kirana Kejora. Kata - kata Yorick yang memang luar biasa mungkin akan terbaca kaku, menggurui dan bak pepatah petitih yang terdengar seperti pelajaran bila tak disampaikan lagi dengan gaya tulisan. Kirana Kejora telah melukiskannya dengan kalimat yang merdu, merayu hingga kita tak sadar telah terbuai dengan motivasi manis tapi merasuk ke kalbu.

Buku motivasi boleh bertebaran, kisah sukses sang Tokoh tertentu dimana - mana menjadi pajangan yang manis dan terjual laris di toko buku. Novel Yorick sendiri menawarkan kelembutan dalam sisi penuturannya. Tema anak miskin yang kemudian menjadi kaya dan sukses bisa menjadi hal yang biasa terjadi untuk diceritakan, tapi coba kita lihat geliat kalimat berikut yang menurut Saya indah dan menggelitik,

Ia masuk jajaran pendaki sejati yang tak akan pernah turun gunung sebelum bisa menaklukkan puncaknya. Senantiasa berusaha melangitkan doa membumikan lara.

Setia menggenggam angin, karena alam telah mengajarinya bersahabat dengan badai. Sebab tak akan ada badai yang maut tinggal bagi yang mau bergerak karena keyakinan.

Jalinan puitis goresan penulis kelahiran Ngawi ini jadi begitu indah terjalin. Pas sekali bila kita membacanya sambil sesekali memejamkan mata sebentar, membayangkan bagaimana Mak Encum merawat cucunya dan mencium aroma desa di kecamatan Panjalu, Ciamis serta suasana Kota Saint Petersburg.

Kirana Kejora telah melantukan kisah Yorick dengan kemerduan yang halus hingga kita terbuai dan terhanyut arus kisah Yorick yang mendayu - dayu dengan kemalangannya di masa kecil. Yorick sangat menyayangi Neneknya yang hidup bersamanya dengan keadaan serba susah hingga Yorick hampir menyerah dengan segala keputusasaannya. Tapi Nenek Encum tak pernah berhenti menyemangatinya. Hingga pecut semangat itu berlanjut sampai Yorick dewasa mulai bekerja serabutan demi bertahan hidup dari mencuci piring, sepeda motor, kuli angkot, servis komputer sampai akhirnya menjadi Programmer IT.

http://nevix.org/

Kegigihannya berbuah nikmat. Tapi apa yang akan terjadi dengan neneknya? Siapa yang akan terus menyemangatinya? Tampaknya Anda harus membaca sendiri nanti untuk tahu betapa usaha dan doa itu sebenarnya tak pernah mengkhianati hasil.

Hampir sepertiga dari isi novel memang dipersembahkan untuk memperdalam hubungan Yorick dan Neneknya. Ini Saya suka. Tapi sisanya, salah satu kekurangannya adalah senandung itu mulai melemah. Kehadiran Yorick yang beranjak dewasa dan mulai dikenalkan tokoh - tokoh lain telah mengubah ritme dari lagu novel ini dari awal. Seakan - akan memang Yorick dewasa menuju ke kesuksesan harus dengan cepat diceritakan secara maksimal dan hanya punya sisa sepertiga novel hingga menurut Saya menjadi terkesan memudar (atau Fade Out). Kata - kata puitisnya menjadi melemah dan hanya kita jumpai di beberapa saat saja. Semuanya menjadi obrolan biasa seperti novel yang lain.

Ratna Riantiarno sebagai Mak Encum atau Nenek

Namun untuk keseluruhan novel ini tetap harus diacungi jempol. Meramu kisah nyata menjadi sudut yang menarik itu seperti mengolah bahan dasar yang datar seperti tepung menjadi roti yang menarik, enak dan teringat setiap saat. Ada kemungkinan juga Yorick adalah tokoh yang super kompleks, pintar dan semua sudut sebenarnya bisa jadi hal yang menarik untuk diceritakan. Tapi kemudian akan menjadi timpang kalau hanya diceritakan dari satu sisi - sisi dramanya saja. Karena penyampaian tentang isi kepala Yorick tentang teknologi sebenarnya sudah bisa digunakan menjadi sisi penuturan yang bakal membuat kita tertarik untuk mengetahuinya. Pastilah suatu usaha yang sangat keras bagi Kirana Kejora untuk memasukkan semua unsur itu ke dalam tulisan yang memikat.

Yang jelas memang Yorick mengagumkan. Saya bahkan beberapa kali mengingatkan bahwa ini adalah nyata dan bukan fiksi dan terus - menerus terpana plus ternganga tentang bagaimana ia bisa mengatasi semua kesulitan hidupnya dengan berbekal keyakinannya yang bersumber dari nasehat neneknya.

Kirana Kejora terus menerus menekankan itu di keseluruhan bab dan itu seperti pesan alam bawah sadar bahwa betapa Yorick telah melalui kehidupannya dengan sangat berat tapi tak kenal menyerah.

Yorick Dewasa

Jadi saran Saya beli buku ini, mari kita jadikan segala jerih payah Yorick di dunia nyata dan Kirana Kejora yang menggubahnya menjadi senandung yang cantik, dapat kita jadikan inspirasi serta pelajaran hidup. Sebuah buku yang akan menghajar Anda untuk tidak gampang menyerah pada nasib dan mampu menjadi pemenang setiap saat dengan situasi terburukpun.

Salut.

The Beginning is Always the Hardest.
The Winner Dare To Fight Alone.



Salam Budaya!



Komentar

Posting Komentar