Himbauan Hidup Tanpa Merokok Tanpa Mengajak Ribut

MASA DEPAN ATLET ESPORT YANG KIAN CERAH

 


Seorang tetangga, tepatnya seorang Ibu yang berhijab, tampak sedikit bingung dan mencoba minta pendapat Saya tentang apa itu eSport, main game online dan atletnya. Ia minta dijelaskan secara runtun dan awam.

Dengan menarik napas panjang Saya mulai menjelaskannya.

Saya pribadi bukan orang yang terlalu jadul – jadul banget. Mungkin bahkan kadang termasuk yang FOMO (Fear of Missing Out) yakni orang yang sepertinya merasa kurang kalau tidak mengetahui apa yang terjadi dengan hal – hal atau kabar yang terbaru. Tapi, jujur, mengikuti pesatnya teknologi itu memang seperti mengejar Komuterline di jam terakhir, terengah-engah.

Bahkan mungkin Saya sendiri harus benar-benar duduk, belajar, membaca, mendengar, mengamati dan memenuhi rasa keingintahuan Saya tentang apa sebenarnya eSport itu. Kenapa pelakunya dinamakan Atlet pula, tunggu, bukannya atlet itu untuk sebutan orang yang melakukan kegiatan olahraga secara professional, ya?

Sampai di sini Saya pun cukup merasa bingung.

Yang Saya tahu itu adalah betapa benda kecil yang bernama handphone, di sebagian besar kaum pria benar – benar sudah sedemikian multitaskingnya. Tak hanya untuk telpon dan berkirim pesan, benda itu juga harus bisa dipermainkan (baca: ada game yang siap dan selalu dimainkan).

Dulu, game (atau selanjutnya dibaca permainan) adalah hanya aplikasi tambahan di handphone yang berguna untuk mengisi kekosongan waktu. Kini sepertinya pernyataan itu sudah berubah. Game sudah benar – benar memakan waktu.

Kalau kita runut keberadaan game handphone, di komputer atau di konsol khusus memang terkesan dulunya tersedia apa adanya dan sudah bisa menjadi kebanggaan bagi yang punya. Bisa menyenangkan dan menghadirkan tawa senang anggota keluarga. Kini, semenjak internet sudah menjadi bagian dari hidup kita, segalanya berubah. Game sudah bisa dimainkan secara online, kapanpun dan dimanapun bersama – sama dan berhadapan dengan siapapun di dunia ini.

Mari kita duduk sebentar dan menyadarinya. Wow. Betapa teknologi sudah sedemikian cepatnya merasuk dan menjadi bagian hidup kita sehari – hari.


Nah ini yang memang dijelaskan terlebih dahulu.

Berdasarkan pengertian resmi di Wikipedia dan sepenangkapan Saya, pengertiannya adalah sebagai berikut:

eSport, itu memang singkatan dari Electronick Sport atau Bahasa Indonesianya adalah kependekan dari olahraga elektronik. Yakni suatu bentuk kompetisi yang menggunakan video game. Kompetisi ini akan terorganisasi dan dilaksanakan dengan struktur yang baik terutama antara pemain profesional, secara individu atau sebagai tim.

Meskipun budaya main video game dan berkompetisi sudah lama dilakukan tapi masih amatir hingga akhirnya di tahun 2000an, mulai dilakukan professional karena para gamer yang ikut dan penonton yang ikut menyaksikan melalui streaming mengalami angka kenaikan secara fantastis. Pada tahun 2010 an, ESport telah menjadi factor penting dalam bagian industri video game dan diiringi dengan banyak pengembang game yang mulai secara aktif mendesain dan bahkan mendukung dana yang besar untuk turnamen khusus.

Tak heran akhirnya muncul pelbagai kategori video game yang muncul. Beberapa diantaranya genrenya adalah Multiplayer Online Battle Arena (MOBA), First-Person Shooter (FPS), Pertarungan, Kartu, Peperangan dan juga permainan dan Real Time Strategy (RTS). Waralaba esport populer termasuk di antaranya adalah League of Legends, Dota, Counter-Strike, Valorant, Overwatch, Street Fighter, Super Smash Bros dan StarCraft, dan lainnya.


Pada akhir 2010-an, diperkirakan bahwa total penonton eSport tumbuh menjadi 454 juta pemirsa, dengan pendapatan meningkat menjadi lebih dari US $ 1 miliar atau sekitar 14,3 Triliun Rupiah, dengan China yang menyumbang 35% dari pendapatan eSport global pada tahun 2020.

Sebentar – sebentar. Rasanya tak pernah membayangkan sebelumnya, ya, kalau game online bisa menyumbang uang sebanyak itu.

Jadi kalau ada suara “An Enemy Has Been Slain” terlontar dari handphone atau PC teman kita, jangan sedih, kalau suara itu bisa membuat pemuda pemudi kita sekarang menjadi kaya karena kompetisi game online.

 

Diperkirakan 85 persen laki – laki dan 15 persen adalah perempuan dengan rentang umur 18 hingga 34 tahun telah menonton dan juga bermain di game online ini.

 

Bagaimana dengan Indonesia?

 

Menempati urutan ke 17 dunia, Indonesia telah menyumbang 82 juta lebih pemain game di smartphone dan lebih dari 52 jutanya adalah pemain game mobile (menurut data Newzoo di tahun 2019) dan diam – diam menyumbang 624 Juta Dollar atau sekitar 8,7 Miliar Rupiah.

Waktu Saya cerita fakta ini ke tetangga Saya, yang putranya sudah mulai menekuni dunia game online dan mulai bisa dengan bangga menjawabnya pertanyaan, kalau ditanya apa cita-citanya. Ibu itu tetap menceritakan kegelisahannya.

“Kenapa Ibu gelisah, bukannya, itu secerah masa depan sesuai dengan perkiraan penghasilannya nanti, Ibu?”

Ibu itu mulai berpikir bahwa main game online, segala kompetisinya akan memberikan dampak bagi anaknya kini dan nanti dan masih belum juga mengerti apa sebenarnya manfaatnya.

Kegelisahan yang wajar.

Siapa bilang bermain game online atau yang nantinya sukses berkarir di bidang itu, adalah orang tak punya peraturan dan disiplin yang tinggi. Saya kira semua lini pekerjaan seharusnya punya koridor dan batas – batas yang sama. Kalau tidak, semuanya akan sia – sia dan akhirnya menjadi toxic atau merugikan bagi penggunanya.

Padahal ada beberapa hal yang bisa dijadikan manfaat bila bisa main game online :

  • 1.      Meningkatkan skill dalam kerja sama tim.
  • 2.      Otak terlatih dalam berpikir kritis.
  • 3.      Koordinasi indra mata dan telinga meningkat.
  • 4.      Daya tahan terhadap stress menjadi lebih baik.
  • 5.      Melatih daya ingat dan membuat keputusan.

Tentunya semuanya ini dengan perlu perhatian dan pengawasan dari orang tua, hingga nantinya anak berkembang sesuai dengan yang dibanggakan.

Seperti atlet lainnya, olahraga elektronik ini juga membutuhkan ketekunan, konsentrasi dan berlatih tanpa batas. Suatu usaha yang memang tak mudah dan tak seperti yang dibayangkan oleh banyak orang, yang sepertinya main game online itu hanya main – main saja.

Satu faktor berikutnya yang tak bisa diremehkan adalah keberadaan internet yang tentu saja harus stabil dan jauh dari namanya gangguan.

Nah, maka dari itu begitu Saya tahu kalau IndiHome memprakarsai LEAD (Limitless Esport Academy), hati Saya ikut tersenyum. Paling tidak kecerahan cuaca kompetisi game online mulai terlihat.

Apa sebenarnya LEAD itu?

 


Limitless Esport Academy by IndiHome (LEAD by IndiHome) merupakan pusat pengembangan atlet eSport untuk komunitas dan antusias eSport Indonesia. LEAD by IndiHome mengusung konsep Athlete Enablement yang berfokus pada proses pendidikan player dari yang bermain sebagai hobi ke player yang bermain dengan mental olahragawan.

Keren, kan?

Untuk Akademi angkatan pertama dibuka untuk game League of Legends Wildrift.

Kesempatan baik tentu saja harus dibentuk dari wadah yang baik pula. Apalagi IndiHome telah menyediakan kestabilan internet yang tak susah diragukan lagi. Internet Cepat dan Internet Andal, menjadi salah satu prinsipnya.

Akademi eSport LEAD by IndiHome yang dimulai sejak September 2021, kini memasuki fase puncak inagurasi. Setelah melewati rangkaian fase kualifikasi dan pembinaan dari para mentor profesional, secara resmi IndiHome mengumumkan 14 akademia yang lulus sebagai atlet eSport Indonesia di Inagurasi LEAD by IndiHome.

Sebelumnya, para akademia dibina dengan penuh disiplin dari aspek fisik dan mentalnya. Diuji dengan mengikuti berbagai turnamen eSport tingkat Asia Tenggara, salah satunya adalah Wild Rift Champion SEA (WCS). Di kompetisi bergengsi tersebut, perwakilan akademia LEAD by IndiHome berhasil masuk di enam besar di Indonesia.

Ini tentu saja merupakan berita yang sangat ditunggu – tunggu bagi perkembangan kompetisi game online yang nantinya juga akan menjadi tempat tumbuh suburnya tunas – tunas muda gamer Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Para akademia lulusan dari LEAD by IndiHome ini, sangat diharapkan bisa me jadi atlet-atlet eSport terbaik yang siap bersaing ditingkat nasional dan internasional. Kelulusan akademia LEAD by IndiHome ini adalah bagian dari aksi nyata Telkom melalui IndiHome dalam mendukung perkembangan industri eSport dengan melahirkan talenta-talenta terbaiknya.

Selengkapnya bisa klik di sini ya!

Keren, kan?



Indonesia keren. IndiHome keren.

Ah jadi merinding.

Ibu Hajjah begitu Saya beritahu dengan penjelasan yang awam, ikut senang dan mulai mengawasi dengan baik bakat anaknya.

Nah begini, kan enak. Semuanya bahagia.

Ibu Hajjah itu juga tersenyum.

#Aktivitas Tanpa Batas #Akademi LEAD #eSport

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

Posting Komentar