Himbauan Hidup Tanpa Merokok Tanpa Mengajak Ribut

Seniman atau Bisnisman?

Salam Budaya!

Tanggal 11 September 2008 kemarin, selain seharusnya aku memperingati hancurnya gedung WTC, keluarnya aku dari kantor Salvador Bali dan Hari Ulang Tahun RRI, aku malah diperkenalkan terhadap tokoh baru yang membuat hati dan jiwa ini terguncang, tokoh ini diperkenalkan oleh 'mas' saya yang baru di Jakarta, Bambang Asrini Widjanarko, seorang Kurator.

On September 11th, 2008 yesterday, other than I'm supposed to commemorate the destruction of the WTC, the resignment from my office at Salvador Bali and the Anniversary of the RRI, instead I was introduced to a new character that makes the heart and soul is shaken, this figure was introduced by the 'mas' my bro in Jakarta, Bambang Asrini Widjanarko, a Curator.

Ia memperkenalkan seorang tokoh pelopor aliran psikologi humanistik, yang sekiranya mampu menjawab pertanyaan kegelisahan dalam mendalami profesiku selama ini. 

He introduced a pioneer of humanistic psychology, which able to answer a question in a deep anxiety over my profession after all the years. 

ABRAHAM MASLOW




Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada 1908 dan wafat pada 1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara.

Abraham Maslow was born in Brooklyn, New York, in 1908 and died in 1970 at the age of 62 years. Maslow was raised in a Jewish family and is the eldest of seven children. 


Masa muda Maslow berjalan dengan tidak menyenangkan karena hubungan yang buruk dengan kedua orang tuanya. Semasa anak-anak dan remaja Maslow merasa dirinya amat menderita dengan perlakuan orangtuanya, terutama ibunya. 

Keluarga Maslow amat berharap ia dapat meraih sukses melalui dunia pendidikan. Untuk menyenangkan kemauan ayahnya, Maslow sempat belajar di bidang hukum tapi gagal. Ia akhirnya mengambil bidang studi psikologi di University of Wisconsin, dan memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan PhD pada 1934.

Young Maslow had unpleasant moment because of a poor relationship with both parents. In childhood and adolescence Maslow felt he was suffering with the treatment of his parents, especially his mother. 

Maslow family very much hope he can achieve success through education. Willingness to please his father, Maslow had studied in the field of law but failed. He finally took the field of study of psychology at the University of Wisconsin, and earned a bachelor's degree in 1930, master's in 1931, and a PhD in 1934.

Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut : 

Abraham Maslow is known as a pioneer of humanistic psychology . Maslow believed that humans are driven to understand and accept himself as much as possible. The theory is very well known to this day is the theory of the Hierarchy of Needs. According to Maslow, people are motivated to fulfill his needs. Those needs have a level or hierarchy, ranging from the lowest (basic character / physiological) to the highest (self-actualization). The hierarchy of needs is as follows: 

Kebutuhan fisiologis/ dasar (Basic needs or Physicological Needs) 
Kebutuhan akan rasa aman dan tentram (Safety Needs: Security, Order, and Stability) 
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (Love and Belonging) 
Kebutuhan untuk dihargai (Esteem) 
Kebutuhan untuk aktualisasi diri (Need for Self-Actualization) 


Kritik Terhadap Teori Piramida Kebutuhan

Criticism of the Pyramid of Needs Theory


Tapi ada sebuah loncatan pada piramida kebutuhan Maslow yang paling tinggi, yaitu kebutuhan mencapai aktualisasi diri. Kebutuhan itu sama sekali berbeda dengan keempat kebutuhan lainnya, yang secara logika mudah dimengerti. Seakan-akan ada missing link antara piramida ke-4 dengan puncak piramida. Seolah-olah terjadi lompatan logika.

Nah - Nah - Nah

Akankah saya sebagai Pewaca Kartu Tarot melakukan hal ini sebagaimana seorang seniman?

atau seorang bisnisman? Atau kedua - 

duanya?

But there is a jump in the pyramid of needs Maslow highest, namely the need to reach self-actualization. The requirement is totally different from the other four requirements, which are easy to understand logically. As if there is a missing link between the 4th pyramid with the top of the pyramid. As if going on a leap of logic. 

Well - Well - Well 

Will I be a Tarot Reader as I do this as an artist? 

or as a businessman? Or both of them?


 
Salam Budaya!

Komentar