Himbauan Hidup Tanpa Merokok Tanpa Mengajak Ribut

Wisata Kriminal

Salam Budaya!

Ternyata wisata tidak hanya berlaku dengan melakukan anjangsana ke desa - desa. Tapi juga kami lakukan dengan mengunjungi salah satu teman ibu yang terkena kasus dan terpaksa mendekam sementara di Lembaga Pemasyarakatan. Orangnya (maaf) tidak bisa saya tampilkan karena untuk menjaga privasinya.

It turns out  to be that touring not always visiting villages or pleasant places. But  we also are doing that by visiting one of the friend's mother who is in jail. The Name of the Person (sorry) I can not mention because of the privacy.

Tapi siapa sih yang pernah masuk penjara? Maksudku mengunjunginya? Secara acak. Hal itu kayaknya masih jarang sekali dilakukan. Mengingat tidak banyak teman atau saudara kita melanggar hukum. Jadi THIS IS THE FIRST. Hehehe. Sekalian juga aku praktek Kartu Tarotku. My first client in Jail. Langsung kita berangkat dari rumah (Jember) jam 5 Pagi menuju Banyuwangi.

But who the hell ever go to jail? I mean as a visitor? Randomly. I think it is still relatively uncommon. Considering not many of our friends or relatives are unlawful. So THIS IS THE FIRST. MY FIRST. Hehehe. All also do it as practicing My Tarot Reader Profession. My first client in Jail. Directly we set off from home (Jember) 5 hours early in the morning to Banyuwangi.

Ibu Saya (My Mom)

Pertama kali yang kita lakukan menyentuh Banyuwangi sekitar jam 07.30 adalah sarapan. Ini adalah ibuku yang berharap - harap cemas menantikan Rawon Babat pesanannya.

The first thing to do when we touched down around 07.30 in Banyuwangi is having breakfast. That was the picture of my mom hoping - anxiously looking forward of her Rawon Babat order.
Rawon Babat Super Lezat - The Super Delicious Rawon Babat
Dan akhirnya datanglah pesanan kami. Yang paling bawah adalah Rawon Lidah pesananku. Yang atas pesanan ibu. Dan ibu langsung mati - matian iri. Dan menukar dengan paksa salah satu babatnya dengan lidahku (Hihihihihi What A Mom!)

And finally came our order. Rawon Lidah is my order. And mother died instantly - furiously jealous. And exchange with forced her BABAT with my LIDAH (hihihihihi What A Mom!)

Mas Agus yang bertindak dan berlaku sebagai sopir tidak mempedulikan perebutan lidah dan babat. Karena dia sibuk mengkonsumsi pesanannya sendiri. Kesimpulannya kita harus kenyang sebelum masuk penjara. (Halah! Jangan diartikan harafiah lho!)

Mas Agus, as a driver does not care about the race for the LIDAH and BABAT. Because he was busy having his own. In conclusion we must be full before got in jail. (Halah! Do not be interpreted literally, you know!)

Akhirnya tibalah kami di Lembaga Pemasyarakatan Banyuwangi. Lengkap dengan segudang penjual daripada pengunjungnya.

Eventually we reached Banyuwangi Penitentiary. Complete with a ton of sellers rather than visitors.

Dan bertanya - tanya What Should We Do Next? Ya maaf. Kami kan belum terbiasa masuk penjara. Inilah "Gerbang Keadilan" yang memisahkan dunia nyata dan kebusukan di dalam penjara. Tulisan 'Peran Serta Masyarakat Menunjang Keberhasilan Pembinaan Narapidana' jadi menggelikan karena hanya dan harus dibaca oleh penghuni dan pengunjung penjara saja. Padahal kalimat ini seharusnya diterapkan di masyarakat umum kita yang masih terstigma bahwa orang dipenjara adalah orang yang bercap buruk. Bukan orang yang terbersihkan atau tersadarkan. Hmm. (dalem)

And wondering What Should We Do Next? Yes we are sorry. We are not accustomed to the jail. This is the "Gates of Justice" that separates the real world and rot in prison. Posts 'Public Participation Supporting Success Coaching Prisoners' so funny because only and should be read by residents and visitors than the prisoners themselves. Though this sentence should be applied in the general public that we are still stigmatized that person who ever got in jailed would always be a bad person. Not the already-cleaned or awakened. Hmm. 


Ternyata kita harus mengambil tiket antrian (?) untuk masuk. Hal yang menurutku. Aneh. Tidak efektif. Dan sebenarnya merupakan peninggalan lama bagi Para Petugas LP yang mengharuskan orang membayar untuk berkunjung ke sana. (Rumor menyatakan hal ini sudah tidak ada semenjak ada reformasi - tapi sebagian membantah). Yang jelas kami dapat nomor 39 dan harus meletakkan KTP kami. Ok. Fine!

It turned out that we had to take a e ticket to enter. I guess is a lil bit strange. Not effective. And actually it is from our old rezim of the government that the warden actually require people to pay them to visit there. (Rumor has stated this has not existed since the reformation - but mostly denied). Clearly we got number 39 and had to put our ID cards. Ok. Fine!

Sembari menunggu pintu keadilan dibuka. Aku berkeliling dan menyaksikan. Banyak sekali kalangan menengah bawah yang menunggu dengan setia untuk berkunjung ke pesakitan.

While waiting for the doors of justice open. I went around and watched. Lots of lower middle class who waited faithfully for a visit to the prisoner.

Dan penjual juga berlomba - lomba menawarkan dagangan yang menarik untuk di bawa kedalam. Termasuk penjual strawberry yang menggiurkan ini.

And the seller also compete to offer attractive merchandise to be brought into. Including this tempting strawberry sellers.

Akhirnya penjaga dengan lantang memanggil nomor dan mempersilakan kami untuk masuk.

Finally The Guard loudly call a number and invited us to enter.

Dan menandai kami dengan stempel mirip stempel terusan kalau kita masuk ke wahana Dunia Fantasi. Tapi yang ini langsung luntur tulisannya. Walaupun sampai 2 hari stempel itu gak hilang. Cuman aku baru tahu kalau stempel itu juga akan diperiksa di saat kita keluar. Dan aku baru sadar itulah satu - satunya penyeleksi untuk membedakan bahwa kita bukan penghuni sel yang bisa setiap saat keluar. Selain kenal wajah atau baju jingga yang mereka kenakan.

And they marked with a similar stamp canal rides when we go to the World Fantasy. But that is instantly faded writing. Although up to 2 days stamp was not lost. But I just found out that the stamp will also be examined at the time we got out. And I just realized that's the one - the only selectors to distinguish that we are not the occupant cell that can exit at any time. Besides familiar faces or orange clothes (uniforms) that they wear.

Dan akhirnya kami berkumpul. Melepas segala kerinduan. Hmm. My First Wisata Kriminal!

And finally we get together. Removing all longing. Hmm. My First Crime Tour!


Salam Budaya!




Komentar