Jajanan - Sebuah Industri yang Mengejutkan


Salam Budaya.

Terima kasih. Banyak orang menganggap Saya memang keturunan Bangsawan. Darahnya biru. Ada gaya Aristokrat yang melekat dalam diri Saya. Saya suka segala yang berhubungan dengan keteraturan dan peraturan. Saya suka afternoon tea dan biskuitnya. Saya tak tahu ada hubungannya atau tidak. Tapi Saya memang suka coklat. Jadi jangan tanya kalau Saya sudah beli jajanan, cemilan atau apalah. Biskuit atau Coklat akan menjadi pilihan utama sebagai makanan tambahan tiap hari.

Jajanan berupa biskuit atau coklat ini dapat dengan mudah dan murah Saya peroleh. Di depan kosan yang terdapat Circle K buka 24 jam, segala kebutuhan akan lebih mudah. Tinggal bayar atau gesek debit Saya sudah bisa menggigit manjah Better. Salah satu jajanan favorit Saya selama ini. Betapa enaknya, betapa semuanya telah menjadi satu hal yang tak perlu usaha yang susah.

Benarkah? Apakah memang benar para konsumen itu adalah raja? Yang hanya tidur dan terpejam sekalipun, barang sudah bisa sampai dan langsung dikonsumsi? Atau apakah yang sebenarnya terjadi, apakah jajanan itu mengalami hal yang tidak semudah yang kita bayangkan untuk sampai selamat di mulut kita.

Sepertinya sebelum ini Saya tak pernah membayangkan hal ini. Tak pernah berpikir secara sadar. Dan akhirnya Saya tersadarkan.

Nah, nah, bagaimana ceritanya. Okay.

Saya hari ini diundang oleh Kementerian Perindustrian di kantornya kawasan Jalan Gatot Subroto - Jakarta Selatan. Kamis, 26 Juli 2018. Saya hadir bersama teman - teman blogger dan undangan lain. Pagi, sekitar pukul 7 WIB. Selfie telah dimulai.


Ada apa dengan pagi ini. Kami diundang untuk mendapatkan sedikit paparan mengenai "Peluang dan Tantangan Industri Makanan dan Minuman di Era Industri 4.0" yang diadakan oleh Forum Komunikasi Bakohumas (Badan Koordinasi Kehumasan).

Ada beberapa paparan yang jujur saja membuat Saya melek tentang Industri di Indonesia. 

Menurut Dirjen Informasi Dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti, pelaksanaan amanat konstitusi menjadi salah satu kewajiban humas pemerintah.

“Tugas Bakohumas (Badan Koordinasi Kehumasan) adalah memberikan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah NKRI dengan berbagai informasi baik apa yang telah, sedang dan akan pemerintah lakukan,”.

Rosarita Niken Widiastuti

Presiden Joko Widodo kepada Bakohumas agar senantiasa memberikan informasi kepada rakyat. “Rakyat jangan sampai menunggu mendapatkan informasi dari pemerintah. Karena itu tugas dari GPR (Government Public Relation) ada dua hal baik untuk kepentingan nasional maupun untuk kepentingan global," demikian menurut beliau lebih lanjut.

Guna melaksanakan hal itu, Niken menekankan dua strategi yang selalu harus dilakukan. "Strategi pertama adalah above the line (ATL) dan strategi kedua yaitu below the line (BTL). Strategi ATL adalah semua kementerian, lembaga dan daerah (K/L/D) wajib menyampaikan informasi melalui media mainstream bila ingin berkomunikasi ke publik, baik informasi melalui media cetak, TV, Radio, Online, media sosial. Dan kegiatan BTL seperti forum, dialog publik, atau konferensi pers,“ jelasnya.

Hadirnya info ini tentu menjadi hal yang harus menarik bagi masyarakat karena di zaman now ini masyarakat akan menjadi konsumen yang akan menerima info tidak harus secara kaku tapi bisa lewat film, parodi, meme, kartun atau hal yang menyenangkan.

Selanjutnya dilanjutkan pemaparan dari Ibu Gati Wibawaningsih dari Dirjen IKM Kemenperin. Tuturan Ibu ini begitu cerdas hingga Saya mulai benar - benar mulai tertampar kalau Industri Makanan dan Minuman kita tergolong seksi dan menggoda.

Ibu Gati Wibawaningsih yang kebetulan berulangtahun di hari itu. Terima kasih Ibu ya.

Berikut ini ada beberapa fakta singkat kenapa itu terjadi dan terkait dengan Industri 4.0.

Tunggu. Omong - omong apa sih sebenarnya Industri 4.0 itu, sedari tadi Saya juga manggut - manggut saja tapi aslinya juga bertanya dalam hati. Ingat ya Malu Bertanya Sesat di Hati.


Menurut penjelasan Bapak Wikipedia

Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif.

Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.



Istilah "Industri 4.0" berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik.

Istilah "Industri 4.0" diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada Oktober 2012, Working Group on Industri 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok kerja Industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0.

Laporan akhir Working Group Industri 4.0 dipaparkan di Hannover Fair tanggal 8 April 2013.

Jadi dapat disimpulkan bahwa memang Industri 4.0 memang sudah zaman NOW. Semuanya tak lagi era robot, komputer dan juga elektronik tapi juga sudah bisa dilakukan dengan sistem internet, aplikasi bahkan lewat handpone.

Nah fakta - fakta apa saja yang menarik itu?


Industri Makanan Dalam Negeri adalah Industri kesayangan Indonesia, karena bisa menjual produk ke negara lain dalam jumlah banyak, kualitasnya tidak kalah dengan negara lain, dan bisa membuat banyak orang mendapat pekerjaan 

Industri Makanan Dalam Negeri bisa bikin hal-hal hebat untuk negara kita, misalnya: 

1. Mendatangkan banyak modal melalui investasi 

2. Membuat banyak orang mendapat pekerjaan 

3. Makin banyak orang yang bisa berjualan produk olahan makanan 

4. Daerah-daerah di Indonesia bisa lebih sejahtera




Wow! Ini berarti, orang-orang di luar negeri lebih banyak yang membutuhkan dan menyukai produk makanan dari kita. Sedangkan kita, punya banyak jenis produk makanan di negeri sendiri, jadi nggak perlu tuh beli banyak dari luar negeri. (Tuh, makanya jangan pada sok sokan luar negeri).


Makanya Pemerintah dan lembaga yang terkait bakal akan terus berusaha menyehatkan Industri Makanan ini. Dengan cara apa?
  1. Keringanan Pajak (Tax holiday & Tax allowance) 
  2. Memberikan bantuan peralatan, mesin, promosi di dalam dan luar negeri 
  3. Memberi pelatihan desain, teknologi dan keterampilan baru pegawai di perusahaan 
  4. Peraturan dan standardisasi agar kualitas produk Indonesia nggak kalah dengan negara lain.
Wah, wah. Jadi benar kan apa yang Saya curigai. Bisnis Makanan dan Minuman itu jangan pada diremehkan yaaa.

Untuk lebih jelas dan berkaitan dengan langsung dengan bahasan kita. PT Mayora secara langsung mengundang kami para blogger untuk berkeliling di pabriknya di daerah Jatake, Tangerang.

Asyiiiiik.

Siap naik bis menuju ke PT Mayora.

Sebelum sampai di sana yuk kita tengok Apa dan Siapa PT. Mayora ini.

Salah satu cita - cita Saya tercapai, selain penggemar Better Saya dikasih kesempatan untuk tahu proses pembuatannya

Riwayat Singkat Perusahaan
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang. Menjadi perusahaan publik pada tahun 1990.


Kegiatan Usaha serta jenis produk yang dihasilkan

Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha Perseroan diantaranya adalah dalam bidang industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6 (enam) divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi,


Divisi Merek Dagang 
BiskuitRoma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O’Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress
Kembang GulaKopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, Kis, Tamarin, Juizy Milk
WaferBeng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma Wafer Coklat, Roma Zuperrr Keju
CoklatChoki-choki
KopiTorabika Duo, Torabika Duo Susu,  Torabika Jahe Susu, Torabika Moka, Torabika 3 in One, Torabika Cappuccino, Kopiko Brown Coffee, Kopiko White Coffee, Kopiko White Mocca
Makanan KesehatanEnergen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit

Di Indonesia, Perseroan tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing.

Produk-produk hasil inovasi Perseroan tersebut diantaranya:

Permen Kopiko, pelopor permen kopi
Astor, pelopor wafer stick
Beng Beng, pelopor wafer caramel berlapis coklat
Choki-choki, pelopor coklat pasta
Energen, pelopor minuman cereal
Kopi Torabika Duo dan Duo Susu, pelopor coffee mix

Hingga saat ini, Perseroan tetap konsisten pada kegiatan utamanya, yaitu dibidang pengolahan makanan dan minuman. Sesuai dengan tujuannya, Perseroan bertekad akan terus menerus berupaya meningkatkan segala cara dan upaya untuk mencapai hasil yang terbaik bagi kepentingan seluruh pekerja, mitra usaha, pemegang saham, dan para konsumennya.

Berbagai produk PT Mayora yang dijadikan suguhan. Asyik.
Di tempat kita juga akhirnya mendapatkan paparan dari Bapak Abdul Rochim, Direktur Industri Minuman, Tembakau dan Bahan Penyegar untuk mengkaitkan apa yang terjadi antara Industri Makanan dan Minuman, Industri 4.0 dan tentu saja nantinya dengan PT. Mayora.

Bapak Abdul Rochim














Nah, sudah cukup jelas kan? Pemirsah bagaimana PT Mayora juga ikut mendukung adanya Industri 4.0 ini. Apalagi dijelaskan kalau produk dari PT Mayora sudah terbang ke lebih dari 80 negara. Wow.

Sekalian juga menjadi pengalaman yang sangat berharga bahwa perjalanan biskuit Coklat Better yang Saya beli di awal tadi telah mengalami proses yang sangat panjang, mengkaitkan beberapa ribu orang profesional dengan perhitungan sistematis dan modern hingga akhirnya bisa dengan santai Saya peroleh di toko - toko kesayangan.

Acara makin seru karena kami juga disuguhi banyak dari kue, makan siang, kunjungan ke pabrik sampai game seru yang bikin kita betah.

Sebagian kecil kegiatan karyawan PT. Mayora seperti Perpustakaan, Kantin dan juga tempat Sholat. 

Siap masuk ke Pabrik bersama teman - teman blogger

Game seru yang diadakan panitia acara kunjungan dari Kemenperin
Baiklah. Keseruan memang tiada habisnya. Tapi sinar mentari telah turun. Banyak pemahaman, pengertian dan rasa bersyukur yang tiada habisnya yang Saya alami seharian ini. Kenapa, ada satu titik tiba - tiba Saya sangat bersyukur kenapa menjadi konsumen itu adalah hal yang termudah di rangkaian rantai Industri ini. Karena kita hanya beli dan menikmatinya. Seandainya bisa Saya laporkan secara pandangan mata, kerja di Pabrik itu tak mudah, karena kita konsen penuh dengan prioritas barang yang diproduksi dari PT. Mayora adalah makanan yang seharusnya tetap dalam kondisi bagus, bisa dimakan, bersih dan terjangkau baik dari harga ataupun lokasi. 

Ya Allah, semoga Kau limpahkan rejeki untuk semua orang yang terlibat di rangkaian Industri ini.

Akhir kata dari Saya, pertama adalah Alhamdulillah, Kedua sesuai dengan judul blog ini, ternyata Industri Jajanan tak bisa diremehkan, yang terakhir IT WAS BEST PARTY. Terima kasih Mas Nursaid. Terima kasih Mbak Gaby Kalalo. Terima kasih teman - teman Blogger dan Terima kasih Kementerian Perindustrian dan PT Mayora. Yeeeeay.

Salam Budaya!





Komentar

  1. Wahh seru banget bisa hadir acaranya..
    Pengen rasanya ikut, biar nambah pengetahuan dan pengalaman ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaaa. Terima kasih sudah mampir. Semoga nanti bisa bareng lain waktu kalau ada acara lain.

      Hapus

Posting Komentar