Himbauan Hidup Tanpa Merokok Tanpa Mengajak Ribut

Teman - Obat Sekaligus Penyemangat - Bagian Keenam


Salam Budaya.

Saya harus akui. Salah satu alasan kenapa saya merasa betah dan bertahan hingga 20 hari di Jember, karena Saya punya (banyak) teman. Saya juga risih sebenarnya bilang teman Saya itu banyak. Saya lebih nyaman bilang, kebetulan beberapa orang kenal Saya dan merek memang teman yang baik. Kalau hanya sekedar, kenal - kenal Asu (anjing), mungkin lebih banyak lagi, tapi tidak dibahas di sini. Mereka bukan di kategori ini. Ini teman yang enak untuk diajak apapun, teman yang sudah tahu kondisi kita dan sebaliknya. Teman yang menurut kita adalah orang pertama yang paling tahu apa yang ada di pikiran kita selama ini. Mereka sudah paham terhadap apa yang kira - kira kita akan putuskan bila kita sedang mengalami gundah dan tahu alasan terdalam kenapa kita kadang belum juga memutuskan suatu hal yang membuat kita dilema.

Tapi susah kan, mencari teman seperti itu?

Ya, jawabannya. Mau tahu strateginya? Teman yang baik itu jangan dan nggak usah dicari. Tapi gauli saja dengan baik teman - teman yang ada dan lihat hasilnya. Teman itu seperti tanaman yang akhirnya tumbuh dan berkembang. Teman baik bakalan kita kenali setelah beberapa saat nantinya telah menempuh pelbagai macam persoalan dan kesulitan bersama.


And I never thought I'd feel this way
 Sebelumnya aku tak pernah merasa begini
And as far as I'm concerned
bahkan sejauh ini
I'm glad I got the chance to say
Aku bahagia punya kesempatan untuk bisa berkata
That I do believe, I love you


Kalau aku memang benar dan yakin, Aku itu sayang kamu
And if I should ever go away
Dan kalau memang aku harus jauh pergi
Well, then close your eyes and try
Well, aku cuma pejamkan mata dan mencoba
To feel the way we do today
merasakan apa yang hari ini aku rasakan
And then if you can remember
dan jika kau bisa mengingat

Keep smiling, keep shining
Tetaplah tersenyum, teruslah bersinar
Knowing you can always count on me, for sure
Yakinlah bahwa kamu bisa mempercayaiku
That's what friends are for
Itulah gunanya berteman
For good times and bad times
Teman di kala suka dan duka
I'll be on your side forever more
Aku akan mendampingimu selamanya
That's what friends are for
Itulah gunanya berteman

Well, you came in loving me
Well, kau datang menyayangiku
And now there's so much more I see
Dan kini bahkan segalanya lebih dari yang kulihat
And so by the way
Dan omong - omong
I thank you
Terima kasih, ya?

Oh and then for the times when we're apart
Dan bila kemudian ada saatnya kita berpisah
Well, then close your eyes and know
Well, pejamkan mata saja dan yakinlah
The words are coming from my heart
Kata - kata itu muncul dari hati
And then if you can remember
Dan seandainya kamu masih bisa mengingat

Songwriters: Burt F Bacharach / Carole Bayer Sager
That's What Friends Are For lyrics © Warner/Chappell Music, Inc


Sepertinya ruang blog kali ini Saya dedikasikan (sedikit) bagi teman - teman Saya yang kemarin lebaran telah berjasa banyak dan punya kisah dibelakang foto - foto yang kami ambil. Sekaligus mereview sedikit, ciri - ciri teman yang baik itu bagaimana sih?

Buat yang lain jangan baper, ya. Ini kan hanya yang terlintas di pikiran Saya selama mudik. You are all still my friend.

TEMAN YANG BAIK ITU SALING MENDUKUNG DAN MENGUATKAN


Puji ini adalah teman Saya SMP. Dulu kami sekolah di SMP 1 Jember dari tahun 1988 sampai dengan 1991. Jujur Saya lupa dulu kami bagaimana karena seingatku kita tidak dekat dan tak akrab. Kami juga baru ketemu dan akrab 4 tahun belakangan ini. Kita juga masih tergabung di grup WA SMP 1 Jember. Jadi masih sering ngobrol.

Sewaktu Saya pulang, dia mengajak Saya untuk datang ke lapaknya di emper toko Swan depan Matahari Johar Plasa. Dia berjualan kaos oblong dan kaos berkerah dari harga 45 - 50 ribu rupiah. Saya datang untuk mendukungnya. Puji adalah seorang dua yang masih punya kewajiban menghidupi ketiga putrinya. Kehidupan ini keras katanya tapi berkah adanya teman untuk mendukung, semuanya lebih mudah. Bahkan toko Swan yang berada di sebelahnya adalah yang mengijinkan dia berjualan di situ.

Kebetulan waktu itu malam minggu dan memang tak ada kerjaan. Endah, teman Saya satunya ikut gabung bersama si kecil April. Kami tertawa - tawa sambil nyamil Rangin dan Tahu Petis.

Banyak doa yang tersampaikan oleh Puji. Dia bilang, menjadi teman yang tak memandang rendah teman lain adalah hal yang penting. Itulah teman sejati. Saya juga banyak bercerita padanya untuk tetap semangat. Salah satu hal terpenting dalam berteman adalah saling dukung dalam hal yang positif. Jangan merasa rendah diri juga. Kita harus rendah hati. 

Kami tertawa - tawa lagi dan foto - fotoan seru. Satu yang lagi - lagi Saya pahami. Saya bisa mengatur kesedihan yang Saya alami sewaktu di Jember salah satunya adalah berjumpa dengan teman - teman. Saling sharing atau berbagi, menceritakan pengalaman, saling menguatkan dan akhirnya kita bisa jadi tegar lagi, bahagia lagi dan bersyukur sekali lagi kalau di dunia ini, kita tak sendiri. Banyak orang yang punya nasib berbeda dari yang pernah kita bayangkan bisa terjadi pada diri kita sendiri.



TEMAN YANG BAIK ITU MEMBERI RASA AMAN DAN NYAMAN



Namanya Nunung Nuring. Yang berjaket Hitam Maseko. Mereka juga teman Saya semenjak SMA. Kami sama - sama bersekolah di SMAN 1 Jember tahun 1991 - 1994. Anehnya dulu kita juga tak pernah akrab dan dekat lho!

Ini mengherankan karena beberapa teman yang tadinya tak terlalu dekat malah lebih dan jadi kian dekat begitu kami menginjak di usia tertentu. Tapi ya udah lah, Saya perlu lebih banyak bersyukur.

Nunung Nuring Hayati adalah seorang wanita yang luar biasa. Tanpa kenal lelah dia adalah seorang S2 yang menjadi staf pengajar tetap di Universitas Jember. Beliau lulusan Teknik Arsitektur dari Universitas Brawijaya. Kesibukannya banyak. Mulai dari punya kantor konsultan di rumahnya, pengajar atau dosen, pengajar senam dan yoga, pengamat tata kota, membantu suaminya yang bernama Sonya Sulistyono, lulusan Teknik Sipil yang dikenal sebagai Praktisi Lalu Lintas dan Transportasi.

Sebagai aktivis Autisme, karena beliau punya putri yang berkebutuhan khusus nanti Saya akan turunkan dalam laporan khusus di blog tersendiri.

Nah, di sisi lain Nunung juga seorang wanita yang biasa yang juga berfungsi teman Saya. Kita banyak bertukar pendapat dan keluh kesah. Sebagai seorang yang berprofesi sebagai Tarot Reader Saya juga beberapa kali secara profesional memperlakukan dia sebagai klien tapi di lain waktu kita bisa ngobrol dan ketawa bersama. Dia banyak sekali membantu Saya menunjukkan tempat - tempat makanan yang enak dan terpercaya. Thanks ya atas segala arahan kulinernya yang akhirnya membuat Saya yakin untuk beli dan menikmatinya.

Yang sebelah kanan adalah Maseko Yudhistira. Beliau adalah pengurus tetek bengek IT, komputer di JakTV, blogger tekno dan gajet dan juga penggemar Gundam. Maseko dan Nunung ini bersekolah di SMP 3, mereka hendak meeting karena SMP 3 akan mengadakan Reuni di mudik lebaran ini.

Sedangkan brondong SMA di tengah adalah Faisol Abrori. Beliau adalah blogger Jember yang kiprahnya banyak di dengar teman - teman blogger di Jakarta. Dia beberapa kali menang lomba blogger nasional yang Saya sendiri kadang tak percaya bahwa itu berasal dari tulisan seorang anak SMA yang tinggal di Jember.
Saya berujar suatu hari, pokoknya Saya kalau ke Jember harus ketemu dia. Saya kagum pada anak ini. Bisa jadi patokan dan panutan bagi anak SMA yang lain. Salut.

Karena hubungan sambung menyambung inilah kami bertemu. Janjiannya di alun - alun Jember. Nunung sedikit takut karena dia jarang berjalan - jalan di daerah situ. Tapi kami sebagai teman mengamankan dan menyamankan dia. Beberapa saat kemudian kami pun akrab dan mulai berjalan menikmati riuh rendah orang - orang yang tengah berada di jantung pusat kota Jember. Kami berjanji akan menjaga dia sampai foto - foto selesai. Karena Saya dan Maseko punya kewajiban memfoto suatu produk coklat untuk kepentingan kampanye, sedangkan Maseko punya kebutuhan memfoto menggunakan produk hapenya sebagai salah satu bagian pekerjaannya.

Teman yang baik mengamankan dan menyamankan teman yang lain.


Nggak setiap Saat kita foto di kantor Pemda hahaha


Bisa bertemu dengan Faisol. Sosok sederhana tapi karya dan tulisannya Menasional.

Reka adegan kampanye Koppa untuk Instagram


Terima kasih Faisol dan Maseko

TEMAN YANG BAIK ITU MEMBERIKAN RUANG PADA KITA UNTUK JADI DIRI SENDIRI


Ini cerita singkat dari kami alumni SMP 1 Jember yang sering ketemu, dan bertemu saja tanpa harus mengatakan kita lagi Reuni. Kadang reuni membuat kita terjebak, mengkotak - kotakkan dan membuat kita jadi orang yang sangat ingin menampilkan sesuatu yang baik dari bentuk kita yang sebenarnya mau apa adanya.

Teman - teman SMP 1 Jember (Spasa) ini jaman dahulu memang terkenal norak, ramai, becandaan dan menerima orang apa adanya dan ternyata setelah 30 tahun kemudian. Ternyata masih tetap saja.

Malam itu kami kumpul di rumah Denny, syaratnya juga jelas, Saya mau datang kalau ada pisang goreng teh anget dan Bakso!


dengan Dyah Pitrasari, Sri dan juga Sudjiati. Mereka cantik - cantik ya. Awet Muda semuanya

TEMAN YANG BAIK ITU TETAP KUMPUL DAN KETEMU DI SAAT KITA SUDAH TAK BERPROFESI YANG SAMA LAGI

Tahun 2005, Saya sempat bersama - sama dengan Imey (Ery Imasari) dan Budi (Cahyo Budi Sulistyo) membidani radio baru, namanya Mutiara FM 99,1 dengan Tagnya Inspiring Channel. Radio ini menempati kantor bekas Radio Best FM di Jalan Gajah Mada 234 - Jember. Sebagai yang memulai kami cukup berkorban penuh  pada radio ini. Saya sendiri yang mendesain logo radio ini dan seluruh lagu MP3 di harddisk adalah modal pertama kali Radio mengudara.


Format Awal penyiar dan kru Mutiara FM (Foto oleh Studio Wawan Klik)


Penampakan Saya di tahun 2005 (Foto oleh Wawan Klik)

Atas Saya dengan tim Marketing (Dini dan Mita)
Bawah Saya dan Imey MC untuk pembukaan Mutiara FM (Maaf kualitasnya gak baik karena memang waktu itu belum secanggih sekarang)

Foto lagi siaran, Entah kenapa Saya malu kalau difoto lagi siaran. Ini aja seingat Saya iseng.


Tahun ini sudah 11 tahun Saya meninggalkan radio itu. Banyak kenangan yang terjadi. Tapi sudahlah Saya anggap semuanya berlalu yang penting kita semua sehat. Kami memutuskan untuk kumpul lagi, sayangnya memang beberapa orang tak bisa datang. It's Okay yang penting silaturahmi jalan dan terus mendapat berkah.


Dewi masih bertahan di radio Mutiara FM walaupun tempat, gelombang, gambar, tag, konsep sudah berubah total. It's okay. Saya tetap bakalan Move On! Tetap jaya di Udara (mantan) Radioku!




Di foto atas hanya Dewi, Saya dan Laura yang muncul lagi


Lain radio lain penyiar, lain MC lain pula teman.

Sebagian MC dan Penyiar radio lainnya


TEMAN YANG BAIK ITU MENGAJAK KITA UNTUK KEREN BARENG

Ternyata juga, Ditta (gak tampak di foto karena datang terlambat) masih bekerja di dunia peradioan tapi di Soka Radio menjadi Music Director. 

Dengan kebaikan hati yang luar biasa, beliau mengundang kami siaran untuk melepas rasa rindu ngobrol di depan mike. Ahhh so sweet. 

Jajaran Penyiar Hits ada Mala, Dita, Chika, Saya dan Marcel

Yang kita bahas cukup padat dan singkat, gimana sih kita berkelakuan di Kota Besar, macam Jakarta. Saya sih menegaskan tak ada yang berubah selain potensi prestasi kita bisa terasah dengan besar dan menemukan kolam yang lebih dahsyat. Orangnya sama saja, kami masih orang Jember yang mengangkat dengan baik budaya dan menjunjung tinggi budi pekerti luhur. Sedaaaap....

TEMAN YANG BAIK ITU NGGAK BANYAK BASA BASI

Rencana, teman - teman sekelas SMAN 1 Jember kelas Fisika 1 - yang menyebut dirinya adalah Wildcats (Wadiabala Fisika Satu) juga punya keinginan Buka Puasa bersama di salah satu rumah teman kami, Tiwik dan Jimmy.

Salah satu tugas Saya adalah membeli Mie dan dititipin Terang Bulan dan Pukis Madonna milik salah satu teman kita. Waktu itu tentu saja masih bulan Puasa. Nunggu dari buka jam 15.30 WIB. Baru kebagian Terang Bulan Rasa Keju Mesis pas di jam 18 WIB. Teman - teman sudah buka puasa semua, Saya tergopoh - gopoh menuju ke sana, hingga harus buka puasa di tengah jalan. Begitu sampai, Terang Bulan langsung disambut dan tandas. Saya, pembelinya yang antri, tak kebagian sama sekali.



Ha ha ha. Saya tidak marah. Namanya juga teman - teman. Tak ada basa basi.

Kumpul setahun sekali, Buka puasa, Taraweh dan becanda bersama



Ini juga berlaku untuk beberapa Reuni lainnya termasuk reuni SD, SMP dan SMA.

Bertemu dengan teman SD yang puluhan tahun nggak ketemu


Reuni penuh norak dengan teman SMP yang kocak abis


Numpang Makan di Reuni SD Lainnya


TEMAN YANG BAIK ITU MENGHORMATI DAN MENGHARGAI KEYAKINAN YANG BERBEDA



Teman, laporan di atas viral. Merinding Saya melihatnya. Entah kenapa, jadi naluri tersederhana bahwa sebenarnya kita adalah sama - sama manusia ciptaan Tuhan yang seharusnya saling hormat - menghormati dan menyayangi.

Hari itu Jumat, 15 Juni 2018, menjelang Sholat Ied. Seperti biasa Saya berangkat sekitar pukul 5 pagi WIB untuk berjalan menuju ke alun - alun. Saya perhatikan Gereja Katolik Santo Yusuf yang menjulang itu. Suasananya sepi. Entah kenapa Saya tiba - tiba berbisik, Ya Allah itu salah satu rumahMu dari teman dan saudara kami yang berbeda keyakinan. Semoga tetap dilindungi dari marabahaya. Kami mau segalanya rukun dan damai. Saya foto dan Saya sandingkan dengan foto di saat Saya tengah mendengar kotbah sambil mengumandangkan takbir.

Suasana segar. Pagi yang penuh berkah dan cerah. Hati tersiram dengan puja puji pada Allah SWT.



Allah Maha Besar. Doa Saya seperti terkabul. Begitu turun mesjid (usai dan bubaran Sholat Idul Fitri). Saudara kita menyambut dan memberikan salam Selamat Lebaran. Ya Allah jadi terharu. Moga damai ada di hati kita bersama.


Hati senang, karena kita bisa hidup berdampingan


Seorang Romo bahkan menyapa dan mengajak mendekat, "Kamu dari mana? Rumahmu dimana?"

Saya menjawab dengan senyum, "Saya tinggal di Wahid Hasyim, Romo. Suster sering mampir ke rumah untuk beli bunga. Karena hampir setiap perayaan ada bunganya. Kakak di rumah memang penjual bunga hidup".

Kami berangkulan dan saling mengucapkan terima kasih.

Oh indahnya.



TEMAN YANG BAIK ITU BERBAGI SESUATU YANG BERHARGA

Ini bukan promosi, tapi memang bikin Saya geleng - geleng kepala.
Suatu malam Saya mampir ke rumah Intan, salah satu sahabat Saya sejak SMA. Biasanya kita saling bertukar dan review kue atau jajanan yang paling hit dan hot. Cuma kali ini intronya lain.

"Pengen tahu rasanya kue mahal nggak?".
Dengan penasaran yang tinggi, dia mengeluarkan kue yang, ya Ampun. [speechless]





Biasanya Saya nggak suka kue Lapis Legit (Surabaya) karena manis banget dan ada bau apa yang ... bukan yang Saya benci sih tapi jadi agak kepikiran kalau memakannya.

Intan bilang, "Mau tahu harganya? Browsing ajah!". Ia tersenyum.


Mulut ini diam sejenak, bukannya susah menelan. (Lebih bersyukur dan bilang Alhamdulillah).

"Enak?", kata Intan sekali lagi.
"Ini kue, nggak enak. Tapi enaaaaaaaaaaaaaaaaaaak, pake mbangeeeeeeeeet."

Kami tertawa bersama.


TEMAN YANG BAIK ITU MAU FOTO BARENG DENGAN SERU

Bagi Saya beberapa tahun belakangan ini, berfoto baik di studio atau alam terbuka menjadi kian penting. Selain untuk perkembangan profil terbaru, feed Instagram atau Facebook memang harus diisi dengan program atau kegiatan Saya sehari - hari. Ini penting untuk perkembangan karier dan menunjang performa serta promosi yang bagus secara menaikkan personal branding.

Nah, nah foto - foto ini kadang memang dengan niatan dan tujuan serta perjuangan 45, sengaja dipersiapkan untuk diambil dalam kondisi siap jiwa raga seperti tidur cukup, menyiapkan kostum dan make up, merancang konsep yang dibicarakan dengan fotografernya. Tapi terkadang tanpa persiapan, ya tiba - tiba Saya juga merasa Saya foto juga karena nunut atau mengambil kesempatan dalam kesempitan alias mengambil kecepatan dalam kecepitan.

Hahaha, tapi yang penting kita bisa bareng - bareng foto dengan hati senang dan riang gembira.

Berikut sesi foto ini diprakarsai oleh Nunung Nuring di foto oleh Sonny Hendra dan diikuti oleh Ibu Ibu Senam hahaha (Nama grupnya Ande Ande Lumut)


Melihat Kameranya aja sudah ngeri



Beberapa jepretan Sonny yang epic. Thanks ya!
Yang terakhir adalah foto sesi berikutnya yang memang lagi - lagi tidak direncanakan. Ya sudah Saya nurut saja.

Kali ini lagi - lagi Nunung membawa fotografer bernama mas Eko untuk mengambil gambar kita di salah satu sudut tempat di rumah Utik di kawasan Lembengan dekat Kalisat.







Bagaimana dengan hasilnya, ternyata, juga benar - benar epic. Hahah, terima kasih ya mas Eko dan Nunung.



Hahahah, selalu semuanya mengingatkan kita akan senyum dan ketawa karena melewati semua peristiwa di atas bareng - bareng.

Di kesimpulan laporan Saya yang kelima ini, Saya juga pengen berbagi tips, bahwa ada 3 ciri utama yang Saya yakini kalau Saya sanggup menjadi teman yang baik

1. Ada di saat senang.

Apakah ini biasa? Menurut orang hal yang biasa. Tapi apakah teman yang terbaik kita prioritaskan? Belum tentu. Bila ternyata temanmu berulangtahun bareng dengan pacarmu? Mana yang kalian dahulukan? Yakinlah bahwa teman terbaik tidak akan mengganggu pacaran. Tapi ingatlah, ia akan ada di saat kamu berkeluh kesah tentang pacarmu.

2. Ada di saat susah.

Ini klise dan semakin susah tantangannya. Apakah kalian akan ada di saat dia miskin? Tak punya apa - apa atau gagal di pekerjaan atau proyeknya?

Terakhir dan yang paling susah tingkatannya adalah

3. Siap mundur "sejenak" bila tak dibutuhkan (dan jangan baper).

Kadang orang atau teman kita butuh waktu sendiri. Bila dia sedang tidak butuh kita, ya udah. Kita bisa konsen ke hal yang lain yang bisa jadi lebih penting untuk dihadapi. Kita juga berhak yang sama kok terhadap teman kita.

Jadi kalau kalian bisa menjaga pertemanan dengan beberapa hal yang Saya bahas di atas. Jangan bingung kalau kalian bisa happy berteman hingga puluhan tahun.

Selamat berteman!

Maaf buat teman teman yang tak terceritakan. Kisah kita terlalu panjang kalau hanya untuk sepatah dua patah kata

Komentar

Posting Komentar