MERESENSI DAN MENSINOPSIS FILM ALA SAYA

NASI TUMPENG - PEMERSATU HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONESIA DAN AMERIKA



Salam Budaya!

Lidah memang ajaib. Menurut Wikipedia ia adalah alat tubuh kita yang mampu mengenali berbagai macam rasa dengan segala kelebihannya. Rasa manis membantu kita untuk mengenalkan makanan yang menyehatkan atau kaya kalori, rasa asin diperlukan untuk setiap fungsi tubuh, dan rasa gurih dapat membantu kita mengindentifikasikan makannan yang kaya akan protein. Ada beberapa orang yang mempunyai “dunia rasa” yang berbeda-beda, misalnya ada yang menyukai pedas, ataupun ada yang tidak. Itu semua dipengaruhi oleh faktor genetis yang berbeda-beda dan budaya sendiri-sendiri.

Dengan demikian, tidaklah mengherankan kalau Lidah dan rasa dapat menenteramkan jiwa. Begitu terasa enak dan nyaman. Kita akan diam. Kita akan damai. Tak heran jika dari dulu, makanan bisa menjadi obyek pemersatu.

Demikian juga dengan hubungan diplomatik sehat yang terjalin di antara Amerika dan Indonesia. Secara resmi dibuka dari 28 Desember 1949 dan kini telah berada di tahapan Kemitraan Strategis. Sudah 70 tahun lho. Kemitraan ini adalah tanggung jawab bersama dalam mencari solusi atas tantangan global sambil menguatkan kerja sama strategis antar dua negara.

Untuk memperingatinya salah satu acara yang menarik adalah diadakannya USA Fair 2019 yang diadakan di Kem Chicks di hari Sabtu 20 Juli 2019.


Selain banyak potongan harga pada banyak produk bahan pangan dari Amerika, kami diijinkan untuk mencicipi bahwa meskipun dengan bahan dari Amerika mampu juga disajikan dalam bentuk kearifan lokal yakni Nasi Tumpeng.

Kenapa dengan Nasi Tumpeng? Ini menarik. Karena Nasi Tumpeng itu Indonesia banget yang jelas - jelas mampu membuat Saya ngiler begitu melihat keberagaman pangan yang menghiasi nasi kuning berbentuk kerucut itu. 

Nasi Tumpeng sendiri punya sejarah panjang di Indonesia. Bentuknya merupakan analogi dari gunung Mahameru, yang dalam kepercayaan Hindu merupakan tempat bersemayamnya para dewa. Tumpeng tak hadir tiap hari, ya, ia selalu muncul di hal - hal istimewa atau upacara penting untuk mengingatkan manusia pada Tuhannya.

Banyak yang bilang Tumpeng merupakan singkatan dari "Tumapaking penguripan, Tumindak lemPeng tumuju Pangeran" yang berarti "Berkiblatlah kepada pemikiran bahwa manusia itu harus hidup menuju jalan Tuhan".


Bahkan meski dari budaya Hindu, filosofi ini diadopsi oleh Sunan Kalijaga yang menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa. Tradisi Islam Jawa menyebutkan bahwa Tumpeng juga merupakan akronim 'yen meTu kudu sing memPeng' (bila keluar harus dengan sungguh - sungguh). Lauk pauknya yang berjumlah tujuh (pitu) macam bermakna pitulungan (pertolongan).

Beberapa ahli tafsir percaya kalau seseorang menyajikan tumpeng, berarti ia sedang memohon pertolongan kepada Sang Pencipta agar terhindar dari keburukan dan memperoleh kemuliaan dan semua itu akan didapatkan jika kita berusaha dengan sungguh - sungguh.

Ibu Nurwati Brotoleksono (Director Kemchicks Kemang) memotong tumpeng

Menyerahkan ke Bapak Chris Ritggers, Konsuler Pertanian & Perdagangan Kedutaan Amerika Serikat

dan kepada Bapak Leonard Tjahjadi ,Vice President Peka Consult, Inc

Tumpeng merupakan bagian penting dalam perayaan kenduri tradisional. Perayaan atau kenduri adalah wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas melimpahnya hasil panen dan berkah lainnya. Tradisi mengajarkan kalau setelah dipotong akan diberikan kepada orang  yang paling penting, paling terhormat, paling dimuliakan atau  yang paling dituakan di antara orang - orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut. Kemudian acara dilanjutkan dengan bersama - sama menikmati tumpeng untuk menunjukkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan sekaligus merayakan kebersamaan dan kerukunan.

Acaranya memang informal karena diisi dengan ramah tamah antar kedua negara diisi dengan demo masak dari chef dan juga mencicipi jenis jenis daging Amerika yang dipasarkan di Indonesia. 


Bersama Chef Andy Hartono



Sekali lagi selamat untuk kedua negara semoga selalu rukun dan sentosa ya. Aaaamiiin.


Komentar

  1. Wow ternyata perjalanan panjang sudah di lalui kuliner yang namanya tumpeng. Hingga sekarang tumpeng tetap eksis di era globalisasi. Tumpeng simbol pemersatu hubungan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya warisan budaya yang seharusnya harus kita lestarikan

      Hapus

Posting Komentar