- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Salam Budaya.
Kali ini lagi-lagi Saya ditugaskan oleh Blogger Mungil (Blomil) untuk meliput kegiatan langka yang rugi kalau saya tidak datang.
Tapi maaf dulu pemirsah, berulangkali Saya katakan, Saya bukan penikmat pagi hahah, dan melihat acaranya dimulai jam 8 pagi. Wah, Saya ancang-ancang malamnya langsung tidur dan menghentikan aktivitas. Supaya bangun lebih pagi.
Akhirnya bisa bangun juga |
Dengan menunggang Grab bike langsung meluncur ke Gedung MPR dengan seperti biasa hujan rintik-rintik.
Sstttt, pemirsa jangan bilang - bilang ya! Ini kali pertama Saya mampir ke rumah rakyat. Ini rumah Saya nih sebenarnya. Hahaha
Ternyata luas sekali ya, gedung ini. (Ndeso!)
AC nya juga dingggggiiiiiiin.
Ruangan ternyata masih sepi. Saatnya jeprat jepret.
Acaranya bertajuk Sosialisasi 4 Pilar "Teaching with Love" dengan tamu yang sangat menarik ada Zul Hasan (Ketua MPR RI), Tung Desem Waringin (Motivator), Ippho Santosa (Pendiri TK dan SD) dan ada tokoh yang sepertinya seluruh jagat tahu, Kak Seto (Motivator dan juga ketua LPAI)
Okay sebenarnya 4 Pilar itu apa sih?
(langsung buka buka buku petunjuk)
4 Pilar (Kebangsaan) itu ternyata Pancasila, UUD tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan sosialisasi ini diharapkan dengan memahami 4 pilar ini, masyarakat akan menghargai dan melanjutkan nilai - nilai luhur bangsa dan kita akan semakin bijak apabila kelak menjadi pejabat publik.
Kali ini sosialisasi ini diadakan dengan mengundang Guru-Guru SeDKI Jakarta (kebanyakan dari pengajar dan operator PAUD) di gedung Nusantara IV Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Ibu Ibu yang Kemriyek dan tetap semangat |
Melawan dingin dengan Mejeng |
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengajak guru untuk menjaga keharmonisan hidup berbangsa dan bernegara, karena hidup sekarang berat dan penuh tantangan, tetapi dengan keharmonisan hidup, diyakini anak bangsa dapat membangun Indonesia menjadi lebih baik, termasuk mengatasi dan mencegah berkembangnya paham radikal dan mengajak peserta untuk memberikan pendidikan kepada anak didik untuk mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tampaknya Pak Zul jadi idola Emak Emak |
Tapi jujur yang paling membuat suasana rumah rakyat bergetar adalah kehadiran Tung Desem Waringin.
Nah, nah siapa sih Pak Tung Desem Waringin yang semangatnya membaja ini?
Pak Tung lahir di Surakarta, 22 Desember 1968. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta pada tahun 1992. Ia lebih dikenal sebagai motivator ulung, pembicara terbaik, dan pelatih sukses dan jangan lupa juga merupakan penulis buku best seller. Bahkan buku karnyanya 'Financial Revolution' mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai buku inspirasional pertama dengan penjualan 10.511 buah pada hari pertama diluncurkan.
Harus dicuri nih ilmunya |
Ternyata orangnya lucu, gaya membawakannya menarik, mungkin inilah yang dimaksud Teaching with Love |
Beliau mengajarkan apa yang dinamakan dengan Kecerdasan Keuangan.
Seperti yang dikutip dari situs beliau. Kecerdasan Keuangan ternyata tidak diajarkan pada kita baik semasa kecil maupun sampai kita sekolah setinggi apapun.
Seharusnya kita sudah ditanamkan untuk menjadi seorang investor sehingga kita akan selalu punya pasif income yang lebih enak dan gaya, karena walapun kita tidurpun kita akan mendapatkan penghasilan.
Income (pemasukan) sebenarnya ada 3:
Active Income.
Pemasukan Aktif adalah penghasilan yang diperoleh jika kita bekerja pada suatu lembaga atau orang yang ternyata hampir selalu dipotong pajak progresif hingga 30 persen. Ataupun orang yang melakukan bisnis atau membuka bisnis sendiri (Badan Usaha Pajak Progresifnya 25 persen dan masih harus bagi deviden tambah 10 persen lagi)
Portfolio Income
yakni pendapatan yang timbul karena Capital Gain dari aset kita sendiri. Ini juga disebut sebagai Ghost Income, Phantom Income atau Invincible Income yakni Pendapatan yang tak terlihat.
Contoh:
Di tahun 2005 kita membeli properti seharga Rp. 2 Miliar. Di tahun 2017 akan menjadi naik hingga Rp. 20 Miliar. Maka kekayaan kita meningkat hingga 18 Miliar Rupiah tanpa kita sadari. Padahal pajak final dari Rp. 20 Miliar hanya 2,5 % yang mestinya jauh lebih murah ketimbang menjadi karyawan atau bisnis sendiri.
Contoh berikutnya kenaikan harga saham. Misal kita membeli saham tahun 2007 dengan harga 1 Miliar Rupiah. Sekarang menjadi 10 Miliar Rupiah (Pajak Final hanya 0,1 % dari 10 Miliar Rupiah). Sayangnya saham secara umum masih beresiko karena harga lebih fluktuatif.
Pasive Income
yakni pendapatan dari sewa properti milik kita sendiri (Pajak hanya 10 % final) atau juga deviden dari saham.
Bunga deposito kurang begitu menguntungkan karena tidak ada capital gain atau kenaikan harga modal dan pajaknya bisa 20 % final.
Sewa / Royalti bisa berupa buku, lagu, sistem kerja, hak paten penemuan dan lain lain.
Menurut beliau kebiasaan menyisihkan sebagian pendapatan yang nantinya akan diinvestasikan adalah suatu keyakinan dan strategi yang bakal membuat Pendapatan Aktif besar, Pendapatan Tak Terlihat makin membesar begitu pula juga dengan Pendapatan Pasif
Suatu ilmu sederhana yang kadang orang lupa bahwa kerja keras dan SABAR adalah kuncinya.
Terima kasih atas pengajarannya yang menarik dan lucu pak Tung Desem Waringin. Kita semua terbahak dan gembira atas informasi ini.
Sesaat Saya harus melirik jam. Astaga ternyata sudah jam 11. Maaf sepertinya sedemikian laporan Saya. Semoga bisa mendapatkan berkah dari kegiatan kita hari ini.
Salam budaya.
(kali ini agak buru-buru karena jam 1 siang harus remedial Kelas Kanker Paru di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo)
Bye Bye Dulu ya Sampai ke Penulisan berikutnya |
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar