Himbauan Hidup Tanpa Merokok Tanpa Mengajak Ribut

ACFFEST 2019


Salam Budaya!


Poniman (30 tahun), seorang petugas ronda yang berusaha untuk mengganti jimpitan (iuran beras) yang dikumpulkannya dari rumah-rumah warga. Pasalnya, tanpa sepengatahuan dia beras tersebut telah dijadikan bubur oleh istrinya, Juminten (25 tahun) untuk sarapan dia dan anaknya, Septu (10 tahun) sebelum disetorkan ke Pak RT.

Film pendek di atas adalah pemenang Acffest 2018 hasil karya sutradara Wiwid Septiyardi asal Yogyakarta.

Nah, nah, apakah Anda sebagai seorang Sineas tidak tertarik untuk membuat dan menorehkan sejarah yang sama?

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar ACFFest (Anti-Corruption Film Festival) 2019 yang banyak membawa perubahan dan ditunggu oleh anak muda di Indonesia. Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas), Deputi Bidang Pencegahan, menilai film merupakan medium audio visual yang paling efektif untuk menyampaikan pesan antikorupsi pada seluruh lapisan masyarakat. Melalui film, nilai-nilai antikorupsi lebih cepat dan mudah dipahami oleh masyarakat. 

Peluncuran dan Konferensi Pers diadakan di Gedung KPK lama (Pusat Edukasi Anti Korupsi) dihadiri oleh para pejabat dan awak media, Selasa 28 Mei 2019 bertepatan dengan bulan puasa.

Saut Situmorang berharap Festival Anti Korupsi bsa semakin mendunia (Dokumen KPK)


Anti-Corruption Film Festival – ACFFest 2019 bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat pada perilaku anti-korupsi, menanamkan perilaku anti-korupsi, mendorong partisipasi masyarakat untuk turut serta dalam pemberantasan korupsi, serta dalam rangka membangun kampanye gerakan anti-korupsi melalui media film ini. Karena pemberantasan korupsi akan berhasil jika masyarakat terlibat dan berperan serta secara aktif dalam gerakan antikorupsi yang mendorong kesadaran untuk menciptakan perubahan sosial.

Program ACFFest kali ini berfokus pada kompetisi ide cerita film pendek dengan mengambil tema ‘Antikorupsi’. KPK membuka kesempatan untuk para pembuat film mengirimkan ide filmnya dan yang terpilih akan mendapat bantuan dana produksi sebesar Rp 20.000.000,-. Selain mendapatkan bantuan dana produksi, pembuat film juga berhak mengikuti movie camp, coaching clinic dari pembuat film profesional, dukungan online editing di Jakarta, dan pendampingan mentor lokal.

Kompetisi ide cerita dibuka sejak 28 Mei-15 Agustus 2019. KPK akan memilih 10 (sepuluh) proposal ide cerita yang paling menarik. Pembuat film akan diberikan waktu untuk produksi selama 2 (dua) bulan dari September-Oktober 2019. Film-film yang telah selesai diproduksi nantinya akan ditutup dengan Malam Penganugerahaan ACFFest 2019 di Jakarta, November mendatang. 

Dalam kegiatan sosialisasi ini, KPK memberikan kesempatan bagi para pembuat film jika ingin berdiskusi dengan perwakilan KPK terkait tema dan detail program ACFFest. KPK juga akan menghadirkan narasumber lain yaitu sutradara film yang akan menjelaskan lebih detail tentang produksi film pendek.

Nah caranya bagaimana?



PERSYARATAN PROPOSAL FILM ACFFest 2019 

  1. Proposal yang diterima adalah film pendek fiksi yang mengangkat tema ANTIKORUPSI yang dapat berfokus antara lain pada korban korupsi, pendidikan, politik, ketenagakerjaan dan lainnya.
  2. Durasi film 10-15 menit.
  3. Proposal harus memuat penjelasan tentang film, minimal berisi:
    • Logline / ide dasar
    • Sinopsis
    • Karakterisasi tokoh (referensi calon pemain)
    • Daftar kru inti beserta CV (Curriculum Vitae) masing-masing
    • Timeline produksi (dalam kurun waktu 2 (dua) bulan September – Oktober 2019)
    • Kontak tim produksi/komunitas
  4. Mengisi formulir pendaftaran yang dapat diunduh melalui website bit.ly/acffest2019 atau dengan menghubungi panitia 
  5. Tim inti yang terlibat sudah punya pengalaman membuat film minimal 1 (satu) film pendek dengan mencantumkan link karya film pendek dalam CV masing-masing kru inti
  6. Proposal film berserta formulir pendaftaran hanya dikirimkan melalui email ke acffest.info@gmail.com dengan subyek email: Proposal Film ACFFest 2019 (spasi) (Judul Film) paling lambat pada tanggal Kamis, 15 Agustus 2019 pukul 23.59 WIB
  7. Peserta boleh mengirimkan proposal film lebih dari 1 (satu)
  8. Tim Seleksi akan memilih 10 proposal film pendek fiksi yang akan mendapatkan fasilitas biaya produksi dari KPK senilai Rp. 20.000.000, movie camp pra produksi, mentoring, dan dukungan online editing
  9. Hasil seleksi akan diumumkan melalui media sosial, dan juga akan disampaikan kepada tim film yang terpilih melalui email, sms, atau telepon
  10. Perwakilan tim film terpilih wajib mengikuti rangkaian kegiatan yang diadakan oleh panitia di Jakarta, antara lain movie camp di kantor KPK Jakarta dan Movie Premiere ACFFest 2019
  11. Fasilitas biaya produksi akan diserahkan kepada tim secara bertahap sesuai dengan tahapan produksi yang disepakati dengan panitia
  12. Film yang diproduksi akan mendapatkan pendampingan teknis dari mentor lokal yang ditunjuk oleh panitia
  13. Produksi film akan dilakukan dalam kurun waktu 2 (dua) bulan yaitu pada bulan September-Oktober 2019
  14. KPK dan pembuat film memiliki hak cipta atas film yang diproduksi
  15. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai Executive Producer film berhak menggunakan hasil film untuk keperluan pendidikan, sosialisasi, dan kampanye antikorupsi di berbagai media dan fasilitas publik tanpa batas waktu dan akan dipergunakan untuk kepentingan non komersial.
  16. Pendaftaran tidak dipungut biaya
  17. Informasi lebih lengkap mengenai ACFFest 2019 dapat menghubungi panitia via e-mail di acffest.info@gmail.comatau nomor telepon panitia 0812 1432 0390
  18. Hasil seleksi akan diumumkan pada tanggal 30 Agustus 2019 melalui website dan media sosial
  19. Keputusan tim seleksi tidak dapat diganggu gugat

Peluncuran Kompetisi (Dokumen KPK)

Kali ini KPK menghadirkan tiga orang juri untuk menilai ide cerita film dalam festival. Tiga orang jurinya adalah penulis skenario, Jujur Prananto; sutradara film Keluarga Cemara, Yandi Laurens; dan satu orang orang juri dari KPK.
JUJUR PRANANTO – Penulis Naskah
jujur prananto1Lahir di Salatiga tahun 1960. Ia adalah penulis skenario senior di Indonesia yang memulai karirnya sebagai penulis cerpen. Mulai dikenal sebagai penulis skenario tahun 2002 lewat karyanya Ada Apa Dengan Cinta? Sebelumnya telah banyak pula karyanya yang diangkat menjadi skenario film, diantaranya Parmin, Kado Istimewa, Tamu Dari Jakarta, Jakarta Sunyi Sekali Di Malam Hari. Skenario Parmin mendapat best teleplay di Festival Sinetron Indonesia 1994. Kemudian mendapatkan Skenario Terpuji di Festival Film Bandung untuk Ada Apa Dengan Cinta? dan Doa yang Mengancam.
Filmografi:
  • Petualangan Sherina (2000)
  • Ada Apa Dengan Cinta? (2002)
  • Doa Yang Mengancam (2008)
  • La Tahzan (2013)
  • Haji Backpacker (2014)
  • Pendekar Tongkat Emas (2014)
  • Aisyah : Biarkan kami Bersaudara (2016)
  • Rumah Di Seribu Ombak (2002)
  • Jelita Sejuba : Mencintai Ksatria Negara (2018)
  • Petualangan Menangkap Petir (2018)
  • Doremi and You (2019)
Jujur Prananto, Saut Situmorang dan Yandy Laurens (Dokumen KPK)

JADWAL KEGIATAN

NoInfoWaktu
1Pendaftaran proposal28 Mei - 15 Agustus 2019
2Penjurian26 - 27 Agustus 2019
3Pengumuman30 Agustus 2019
4Movie camp10 - 12 September 2019
5Produksi filmSeptember - Oktober 2019
6Movie PremiereNovember 2019



Informasi lebih lanjut
Panitia Pelaksana ACFFest 2019



Selamat berkompetisi dan Salam Budaya!

Komentar