- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Salam Budaya!
Suatu kali ada kabar santer, Bapak Saya menderita diabetes. Ibu dengan sabar merawat. Kabarnya pula, luka di kaki Bapak tak gampang sembuhya. Entah itu dari luka jatuh, luka bekas garukan atau borok yang gak tahu dari mana asalnya.
Ibu sedikit ngomel dan melarang Bapak untuk membuat luka baru. Karena memang bentukannya mengerikan.
Dedy Kecil menyaksikan itu dengan perih sekaligus bertanya - tanya. Apa memang iya, gula itu bisa menyebabkan borok? Hatinya gelisah suatu hari, begitu ada borok di bagian kaki sebelah kirinya yang tak kunjung sembuh.
Ya, Tuhan. Aku kena diabetes.
Gejala Utama Klasik:
- Sering Kencing ( Poliuri )
- Cepat Lapar ( Polifagia )
- Sering Haus ( Polidipsi )
Gejala Tambahan
- Berat badan menurun cepat tanpa penyebab yang jelas
- Bisul yang hilang timbul
- Kesemutan
- Gatal di daerah kemaluan wanita
- Penglihatan kabur
- Cepat lelah
- Keputihan pada wanita
- Luka sulit sembuh
- Mudah mengantuk
- Impotensi pada pria
Nah, nah beruntunglah Saya dan kami para Blogger karena pada Jumat, 15 November 2019 melalui Komunitas Blogger Crony untuk memperingati Hari Diabetes Sedunia yang diadakan di Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Acara kali ini dihadiri oleh pemaparan dari beberapa tokoh yang berkecimpung di Diabetes yakni Ibu Fatimah Eliana, Dr. Cut Putri Arianie - Direktur P2PTM Kemenkes RI, Bapak Profesor. dr. Jose RL Batubara PhD, SpA (K) - Divisi Endokrinologi Anak - FKUI - RSCM.
Selengkapnya adalah
Sesi 1:
-Implentasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diabetes Miletus oleh Dr. Cut Putri Arianie selaku Direktur P2PTM Kemenkes RI
-Diabetes Miletus Tipe 1 pada Anak oleh Prof. dr. Jose RL Batubara, PhD, SpA (K) dari Divisi Endokrinologi Anak, FKUI - RSCM ()
-Peranan Upaya Promotif dan Preventif di tingkat individu dan keluarga dalam upaya mencegah diabetes oleh dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.PD, KEMD yang merupakan Dokter Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi
Sesi 2:
-Gaya Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang oleh Suharyati, SKM, MKM, RD - PERSAGI
-Kiat dan Teknik Peningkatan Aktivitas Fisik di Tingkat Individu dan Keluarga oleh dr. Michael Triangto , SpKO
Selengkapnya adalah
Sesi 1:
-Implentasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diabetes Miletus oleh Dr. Cut Putri Arianie selaku Direktur P2PTM Kemenkes RI
-Diabetes Miletus Tipe 1 pada Anak oleh Prof. dr. Jose RL Batubara, PhD, SpA (K) dari Divisi Endokrinologi Anak, FKUI - RSCM ()
-Peranan Upaya Promotif dan Preventif di tingkat individu dan keluarga dalam upaya mencegah diabetes oleh dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.PD, KEMD yang merupakan Dokter Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi
Sesi 2:
-Gaya Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang oleh Suharyati, SKM, MKM, RD - PERSAGI
-Kiat dan Teknik Peningkatan Aktivitas Fisik di Tingkat Individu dan Keluarga oleh dr. Michael Triangto , SpKO
Nah, ringkasannya begini deh. Supaya mata dan hati kita terbuka.
APA SIH SEBENARNYA DIABETES ITU?
Diabetes adalah Penyakit Tidak Menular kronis yang terjadi di saat Pankreas kita tak bisa lagi sanggup menghasilkan Insulin, atau saat tubuh kita tak bisa lagi menggunakan dengan baik yang terhadap insulin
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas, yang berfungsi seperti kunci yang akan membiarkan glukosa dari makanan yang kita konsumis untuk melewati aliran darah ke sel di tubuh untuk memproduksi energi. Seluruh makanan yang mengandung karbohidrat akan diubah menjadi glukosa dalam darah. Insulin akan membantu glukosa masuk ke dalam sel.
Nah karena tak bisa menghasilkan insulin atau menggunakannya dengan efektif akan mengakibatkan kadar glukosa di dalam darah akan meningkat (atau di kenal dengan Hiperglikemia)
Hiperglikemia (bahasa Inggris: hyperglycemia, hyperglycaemia, high blood sugar) adalah suatu kondisi tingginya rasio gula dalam plasma darah. Hiperglikemia biasanya mengacu pada rasio plasma gula darah yang lebih tinggi daripada 10 mmol/l atau 180 mg/dl. Gejala hiperglikemia sering tidak terasa hingga rasio gula mencapai 15-20 mmol atau 270-360 mg/dl, walaupun rasio di atas 7 mmol/l atau 125 mg/dl dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh. penyakit yang dapat menyebabkan gejala hiperglikemia adalah Diabetes Mellitus baik Tipe 1 atau Tipe 2.
Hiperglikemia |
TIPE - TIPE DIABETES
Terdapat tiga tipe dari Diabetes.
TIPE 1
Diabetes dapat terjadi di usia berapapun juga tapi seringnya terjadi di anak - anak dan masa dewasa. Anda mengidap Diabetes Tipe 1, kalau tubuh Anda menghasilkan insulin sangat sedikit atau tidak sama sekali, yang artinya Anda akan membutuhkan suntikan insulin untuk mempertahankan agar tingkat gula darah terkontrol.
TIPE 2
Diabetes Tipe 2 lebih sering terjadi pada dewasa dan terhitung terjadi pada 90 persen kasus. Saat Anda mengidap Diabetes Tipe 2, tubuh Anda tak sanggun menggunakan dengan tepat insulin yang dihasilkan. Pada dasarnya pengobatan pada diabetes tipe ini adalah gaya hidup yang sehat, termasuk meningkatkan aktivitas dan diet sehat. Tapi juga, banyak juga penderita tetap membutuhkan obat dan atau insulin untuk tetap menjaga gula darah mereka terkontrol.
GESTASIONAL DIABETES
Diabetes tipe ini adalah tipe yang terjadi pada tingginya gula dara selama masa kehamilan dan terjadi akibat komplikasi yang terjadi baik dari ibu atau bayinya. Tipe ini biasanya lenyap setelah masa kehamilan tapi ibu akan mengalami efek dan anak - anak mereka akan punya resiko tinggi akan mengalami Diabetes tipe 2 nanti di kehidupannya.
PENCEGAHAN DIABETES
Nah, menurut Saya pribadi ada benarnya bahwa apa yang kita lakukan keseharian lebih baik mencegah daripada mengobati. Apa saja yang bisa kita lakukan:
1. PERHATIKAN BERAT BADAN IDEAL DAN SEHAT
Ayo mak mak dan bapak bapak, anak kita atau kita gemuk berlebihan itu bukan hal yang lucu dan menggemaskan, lho salah - salah ternyata kita obesitas dan obesitas sendiri adalah penyakit.
Terus bagaimana kita tahu bahwa berat badan kita sudah okay dan sesuai?
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
Indeks massa tubuh alias BMI didapatkan dengan cara membagi berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Penghitungan berat badan menggunakan satuan kilogram (kg), sedangkan tinggi badan dihitung dalam satuan meter (m). Berikut rumus untuk mendapatkan indeks massa tubuh:
IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m)2
Contoh: Berat badan Anda 50 kg dan tinggi badan 160 cm (1,60 m).
Berapakah IMT Anda?
IMT = 50/(160/100)2 = 50/2,56 = 19,53 kg/m2
Menurut klasifikasi nilai IMT, Anda termasuk kategori normal atau sehat.
Sumber Departemen Kesehatan RI menyebutkan, klasifikasi nilai IMT adalah sebagai berikut:
< 17.0 : Sangat Kurus
17.0 - 18.5 : Kurus
18.5 - 25.0 : Normal
25.0 - 27.0 : Gemuk
> 27.0 : Sangat Gemuk
Jadi ayo, menjadi proporsional lebih sehat kan? Karena obesitas itu mengganggu kerja metabolisme yang pada akhirnya membuat sel-sel dalam tubuh tidak dapat merespon insulin dengan baik.
2. MAKAN YANG SEHAT DAN BERGIZI
Dalam perkembangan ilmu gizi tidak cukup tepat untuk mengakomodasi perkembangan ilmu yang baru. Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.
Kampanye tersebut juga menekankan untuk membatasi gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. Paling banyak konsumsi gula seseorang ialah empat sendok makan per hari, garam satu sendok teh, dan lemak atau penggunaan minyak goreng maksimal lima sendok makan.
Dalam perkembangan ilmu gizi yang baru, pedoman '4 Sehat 5 Sempurna' berubah menjadi pedoman gizi seimbang yang terdiri dari 10 pesan tentang menjaga gizi. Dari 10 pesan tersebut, dikelompokkan lagi menjadi empat pesan pokok yakni pola makan gizi seimbang, minum air putih yang cukup, aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, dan mengukur tinggi dan berat badan yang sesuai untuk mengetahui kondisi tubuh.
3. KURANGI GULA
Konsumsi gula yang kurang maupun berlebih mempunyai dampak pada sistem metabolisme tubuh.
- Berat Badan gampang naik & susah turun
- Tidak bisa berhenti makan (Resistensi leptin)
- Meningkatkan risiko penyakit Kardivaskular
- Peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) yang berisiko terhadap terjadinya Obesitas dan Diabetes Melitus
- Komplikasi jangka panjang seperti kerusakan ginjal, kerusakan saraf, katarak, infeksi kulit yang susah sembuh
- Infeksi gigi dan gusi
- Meningkatkan risiko kanker
4. OLAH RAGA
Jadi tidak benar ada orang yang menyatakan saking sibuknya dia bekerja hingga tidak sempat berolahraga padahal aktivitas fisik itu sudah termasuk olahraga dan seharusnya bisa dilakukan dengan hal - hal yang menyenangkan pula.
5. BAHAGIA
Nah ini unsur terakhir selain minum air putih, tidak minum alkohol dan merokok, tidur yang cukup. Jangan sampai kita kena stress dan terus melakun hal yang membahagiakan.
Jadi #AyoCegahDiabetes
Bermula dari diri sendiri. Okay?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Saya juga terus berolahraga dan menjaa hati agar tetap sehat. Dan tentunya walaupun hal kecil, dapat meminimalisasi gejala diabetes
BalasHapus