KOMUTER PINTAR PEDULI SEKITAR



Salam Budaya!

Pernahkah Anda tahu, bahwa Komuter saat ini melayani 1 juta pengguna setiap harinya. Saya dengar fakta itu juga sedikit terhenyak. Tak bisa dibayangkan betapa beratnya semua hal dan semua pihak menanganinya. Betapa riuh dan sesaknya para penumpang. Berdesakan, mungkin bau dan tak sadar tiap hari saling menempel dan saling menggesek.

Tapi hati - hati ya, Guys. Ada pihak atau orang tertentu yang menyukai hal ini. Lah kok bisa, yaa ...

Maka dari itu PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) bersama sejumlah komunitas kembali menggelar kampanya untuk mencegah pelecehan seksual di ruang publik. Kali ini kampanye digelar melibatkan Komunitas perEMPUan dan Komunitas Anker Twitter dalam kegiatan bertajuk "Transportasi Yang Aman untuk Semua".



Menurut Ibu Anne Purba (VP Corporate Communications PT KCI), "Baru - baru ini PT. KCI telah memasang media sosialisasi pencegahan pelecehan seksual di 80 stasiun KRL. Dengan adalanya media sosialisasi ini, pengguna jasa KRL bisa mendapatkan edukasi bagaimana mencegah, hingga bagaimana membantu diri sendiri maupun orang lain yang menjadi korban pelecehan."

Selain itu pulang secara berkala berbagai edukasi terkait pencegahan seksual juga tayang pada media sosial KCI dan televisi di dalam KRL. Dalam dua tahun terakhir PT KCI juga senantiasa menggelar kampanye "Komuter Pintar Peduli Sekitar" dalam menyambut peringatan Hari Perempuan Internasional.

Sementara itu perwakilan dari Komunitas perEMPUan yang juga tergabung dalam Koalis Ruang Publik AMAN (KRPA) memaparkan data dari hasil survei KRPA.




"Dari data surve KRPA, pelecehan yang sering terjadi di transportasi umum datang dalam bentuk verbal, fisik dan non - fisik - mulai dari pelecehan verbal seperti siulan, suara kecupan, komentar atas tubuh, komentar seksual yang gamblang, komentar seksi, dan komentar rasis. Sementara bentuk fisik adalah main mata, difoto secara diam - diam, diintip, diklakson, gestur vulgar, dipertontonkan masturbasi publik, dihadang, diperlihatkan kelamin, didekati dengan agresif secara terus menerus, diikuti atau dikuntit, hingga disentuh, diraba dan digesek dengan alat kelamin. Penting untuk masyarakat tahu beragam bentuk pelecehan ini, agar dapat dipahami dan mau mengintervensi atau melaporkan saat mengetahuinya," demikian penjelasan gamblang dari founder komunitas perEMPUan - Rika Rosvianti.


Rika pun menambahkan bahwa kekerasan seksual di tempat dan transportasi umum menghambat terwujudnya kesetaraan gender. "Jangankan beraktualisasi diri secara maksimal, perempuan dewasa maupun anak perempuan bahkan terancam mengalami kekerasan seksual dalam perjalanannya mengakses hak dasar sebagai warga negara seperti pendidikan, kesehatan dan pekerjaan".




Sementara itu komunitas pengguna KRL Anker Twitter mengajak sesama pengguna KRL untuk lebih peduli dengan fenomena ini. "Kami mengajak para pengguna untuk meningkatkan perhatian pada lingkungan sekitar, khususnya kepada sesama pengguna KRL. Dengan meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan, kita dapat membantu pengguna yang mungkin sedang mengalami pelecehan seksual namun tidak berdaya untuk keluar dari situasi tersebut, " jelas Sufiyandoro dari Komunitas Anker Twitter.

"Ke depannya, Anker Twitter ingin menjadi lebih dari sekadar komunitas pengguna kereta. Anker Twitter berharap dapat menjadi 'partner' KCI yang tidak hanya memberikan kritik, namun mendukung dan mendorong KCI untuk meningkatkan respon dalam memberantas Tindak Pelecehan Seksual di transportasi publik".



PT. KCI bersama komunitas berharap berbagai upaya kampanye dan kegiatan semacam ini dapat mendorong keberanian dari korban maupun saksi untuk bertindak melawan pelaku dan melaporkannya ke pihak - pihak yang berwenang. Dari catatan KCI sendiri, keberanian saksi maupun korban untuk melaporkan pelecehan yang dialami mulai terlihat. Pada tahun 2019 ini terdapat 35 kasus yang dilaporkan. Tahun 2018 terdapat 34 kasus, sementara 2017 hanya 18 kasus.

Maka dari itu guys, tetap waspada ya!


Salam Budaya!

Komentar

  1. Saya dukung kampanye ini. Kalau melihat kenaikan ditahun 2018 ada 34 kasus berarti cukup mengkhawatirkan juga ya. Semoga 2020 kasus pecelehan yang terjadi di commuterline bisa berkurang, dan kalau bisa tidak ada sama sekali. Baik pria dan wanita juga harus waspada.

    BalasHapus

Posting Komentar